Benda Penuh Kenangan, Tersimpan Rapi di Kamar Depan
ORANG tua zaman dulu punya kebiasaan. Kamar depan suka dipakai untuk tamu. Kalau ada tamu yang datang ke rumah, terus menginap, tidurnya suka di kamar depan.
Jika nggak ada tamu. Kamar depan dipakai oleh anak perawan atau anak paling besar. Anak-anak yang masih kecil biasanya masih tidur bareng dengan orang tuanya.
Saya termasuk anak yang mendapatkan keistimewaan. Saya anak paling besar. Saya tidur di kamar depan. Adik-adik saya tidur di kamar tengah. Sementara orang tua tidur di kamar belakang.
Seperti yang sering saya ceritakan di artikel saya sebelumnya. Rumah orang tua saya lokasinya di pinggir jalan. Rumah besar terdiri dari 4 kamar tidur. 1 kamar mandi. Garasi. Ruang tamu. Ruang makan. Dapur. Di belakang ada kolam ikan.
Kamar depan buat saya seperti rumah pribadi. Barang-barang yang saya miliki mulai dari baju, celana, sepatu, tas, kaset, buku, semuanya saya simpan di situ. Jika ada tamu yang menginap, lemari bajunya suka saya kunci.
Hari berganti waktu berlalu. Rumah orang tua saya sekarang tinggal kenangan. Setelah menikah saya tidak tinggal serumah lagi dengan orang tua. Sekarang saya menempati rumah baru. Tinggal bersama istri dan anak saya.
Ngomongin kamar depan. Kebiasaan orang tua zaman dulu saya lakukan juga sekarang. Kamar depan nggak saya tempati. Saya, istri, dan anak saya tidur di kamar tengah.
Pada saat artikel ini saya tulis. Sekalipun saya belum pernah tidur di kamar depan. Ketimbang tidur di kamar depan saya lebih memilih tidur di ruang tamu.
Kemarin saya habis bongkar-bongkar barang yang ada di kamar depan. Diantara barang-barang yang saya bongkar. Rupanya ada benda-benda kenangan yang saya bawa dari rumah orang tua saya dulu.
Benda-benda tersebut diantaranya ada kaset, diary, buku, dan beberapa surat dari mantan-mantan saya.
Yang paling lucu, saya menemukan dua lembar kertas yang dikasih oleh seseorang. Saya baca tulisannya dengan seksama. Isinya ternyata tutorial gimana caranya bikin email yahoo.
Jika nggak ada tamu. Kamar depan dipakai oleh anak perawan atau anak paling besar. Anak-anak yang masih kecil biasanya masih tidur bareng dengan orang tuanya.
Saya termasuk anak yang mendapatkan keistimewaan. Saya anak paling besar. Saya tidur di kamar depan. Adik-adik saya tidur di kamar tengah. Sementara orang tua tidur di kamar belakang.
Seperti yang sering saya ceritakan di artikel saya sebelumnya. Rumah orang tua saya lokasinya di pinggir jalan. Rumah besar terdiri dari 4 kamar tidur. 1 kamar mandi. Garasi. Ruang tamu. Ruang makan. Dapur. Di belakang ada kolam ikan.
Kamar depan buat saya seperti rumah pribadi. Barang-barang yang saya miliki mulai dari baju, celana, sepatu, tas, kaset, buku, semuanya saya simpan di situ. Jika ada tamu yang menginap, lemari bajunya suka saya kunci.
Hari berganti waktu berlalu. Rumah orang tua saya sekarang tinggal kenangan. Setelah menikah saya tidak tinggal serumah lagi dengan orang tua. Sekarang saya menempati rumah baru. Tinggal bersama istri dan anak saya.
Ngomongin kamar depan. Kebiasaan orang tua zaman dulu saya lakukan juga sekarang. Kamar depan nggak saya tempati. Saya, istri, dan anak saya tidur di kamar tengah.
Pada saat artikel ini saya tulis. Sekalipun saya belum pernah tidur di kamar depan. Ketimbang tidur di kamar depan saya lebih memilih tidur di ruang tamu.
Kemarin saya habis bongkar-bongkar barang yang ada di kamar depan. Diantara barang-barang yang saya bongkar. Rupanya ada benda-benda kenangan yang saya bawa dari rumah orang tua saya dulu.
Benda-benda tersebut diantaranya ada kaset, diary, buku, dan beberapa surat dari mantan-mantan saya.
Yang paling lucu, saya menemukan dua lembar kertas yang dikasih oleh seseorang. Saya baca tulisannya dengan seksama. Isinya ternyata tutorial gimana caranya bikin email yahoo.
