Cerpen Remaja Terbaru 2023 - Kangen Naila

LAGI melamun di taman kota. Mikirin masa depan mau jadi apa.

Teman saya tiba-tiba lewat naik becak. Waktu itu dia mau ke kampus. Mau kuliah.

Begitu lihat saya lagi duduk sendirian. Dari dalam becak dia memanggil saya.

"Kamu lagi ngapain di situ? Main yuk ke perpus!"

Hah, perpus? Tempat apakah itu?

Cerpen-Remaja-Terbaru-2023-Kangen-Naila.jpg

Yang dimaksud perpus oleh teman saya ternyata gedung perpustakaan.

Lokasinya 100 meter dari taman kota. Posisinya berserbangan dengan kampus tempat teman saya kuliah.

Waktu teman saya menarik lengan saya untuk masuk ke dalam perpus.

Awalnya saya ragu. Saya orang awam. Takut kenapa-kenapa di dalam.

Seolah mengerti, teman saya buru-buru ngejelasin kalau perpus ini perpustakaan umum. Siapa pun boleh masuk.

Akhirnya saya memberanikan diri masuk ke gedung perpus.

***

Setelah ngisi buku tamu. Yang jaga buku tamu waktu itu 4 orang perempuan. Pakai seragam hitam putih.

Saya dipersilahkan masuk ke dalam. Melihat berbagai macam buku yang berjejer rapi di dalam rak.

Di dalam perpus. Buku apa saja yang mau kita baca semuanya tersedia.

Karena baru pertama kali ke perpus saya bingung mau baca buku apa.

Untung teman saya ngingetin.

"Kamu sukanya tentang apa. Tertarik sama hal apa. Di atas rak itu kan ada tulisan, psikologi, ekonomi, pertanian. Kamu pilih saja buku yang kamu suka sesuai minat"

Saya baru keingetan. Saya suka baca majalah anak muda. Saya tanya saja ke teman saya.

"Kalau buku tentang cerpen dan novel percintaan ada nggak?"

Teman saya langsung jawab.

"Oh buku yang kayak gitu, itu adanya di rak seni dan budaya. Itu tuh raknya paling ujung"

Di dalam perpus itu saya dengan teman saya kemudian berpisah. Teman saya lihat-lihat buku psikologi dan ekonomi.

Saya jalan ke belakang, mencari rak seni dan budaya.

***

Setelah diajak oleh teman saya main ke perpus. Saya tidak pernah melamun lagi di taman kota.

Kalau lagi bete, bosan nggak ada kerjaan di rumah. Saya langsung pergi ke perpus.

Di taman kota, dulu saya sering melamun dan mengkhayal hal-hal absurd.

Di perpus, lamunan dan khayalan absurd saya itu seperti diarahkan. Seperti dikasih jalan.

Seiring berjalannya waktu, buku yang saya baca bukan cuma cerpen dan novel percintaan saja.

Saya juga mulai menyukai buku-buku psikologi dan ekonomi seperti teman saya.

Waktu itu saya masih nganggur. Mau buka usaha nggak ada modal. Orang tua saya lagi bangkrut.

Dengan membaca buku psikologi dan ekonomi. Siapa tahu saya dapat ide gimana caranya menjadi orang hebat.

***

Setiap ngisi buku tamu. Perempuan yang memakai kacamata suka menggoda saya. 

Namanya Naila. Orangnya cantik. Kulitnya putih. Di atas bibirnya tumbuh bulu-bulu tipis.

Naila usianya masih muda. Mungkin 5 tahun di bawah saya. Diantara 4 perempuan yang jaga buku tamu. Naila paling cantik.

Saya tahu Naila karena dikenalin oleh Pak Jojon kepala Perpustakaan.

Sejak saya sering main ke perpus. Setiap saya ngisi buku tamu. Pak Jojon selalu nyomblangin saya ke Naila.

***
Cerpen-Remaja-Terbaru-2023-Kangen-Naila.jpg



Pertama kali main ke Perpus. Pertama kali ketemu Naila dan teman-temannya.

Saya mengira Naila kerja di Perpustakaan. Setelah dikasih tahu Pak Jojon waktu sholat dzuhur bareng di masjid belakang Perpus.

Naila dan teman-temannya rupanya anak SMK yang sedang melaksanakan PKL.

Naila dan teman-temannya dari luar kota. Selama PKL mereka ngekost di samping kampus teman saya.

Kata Pak Jojon, Naila dan teman-temannya kerasan tinggal di sini.

Perpusnya dekat taman kota. Ramai. Banyak yang jualan. Kalau akhir pekan suka ada konser musik.

Band-band ternama dari ibukota suka tampil di sini.

"Apalagi setelah ketemu sama kamu, Naila katanya makin betah PKL di perpus"
tukas Pak Jojon setengah bercanda.

***

Habis nonton konser bareng Naila dan teman-temannya. Malamnya saya terima SMS dari Naila.

Besok katanya hari terakhir dia PKL. Itu pun cuma sampai jam 10 pagi.

Sebelum pulang ada acara perpisahan dulu dengan staf perpustakaan.

SMS dari Naila kemudian saya balas.

"Sayang banget ya, padahal kita baru saja kenal. Sekarang sudah harus berpisah"

"Iya, kamu mau ngasih kado apa buat kenang-kenangan"

"Kamu kok ngedadak ngasih tahunya. Kenapa nggak dari kemarin. Toko-toko sekarang sudah pada tutup"


"Nggak kok bercanda. Nggak usah ngerepotin. Bisa kenal sama kamu saja aku sudah senang"


"Aku masih kangen lho. Masa udah mau ditinggalin"


"Kamunya telat sih. Aku PKL di sini udah 4 bulan lho.."

"Iya, kalau nggak diajak sama teman aku ke perpus. Aku nggak bakalan kenal sama kamu"

"Berarti kamu beruntung dong, bisa ketemu sama aku"

"Hmm..nggak kebalik?"

"Oh...ya, udah. Berarti aku nggak spesial dong di mata kamu"

"Eh, Nai, kamu udah punya pacar belum?"


SMS saya yang terakhir nggak dibalas oleh Naila. Entah marah, entah ketiduran.

***

Ada yang hilang waktu saya main lagi ke perpustakaan.

Yang jaga buku tamu sekarang sudah beda orang.

Dulu 4 orang. Sekarang cuma 1 orang.

Dulu anak-anak PKL. Sekarang pegawai honorer.

Pak Jojon juga jarang masuk. Sudah mendekati masa pensiun.

Pun demikian dengan teman saya.

Setelah lulus kuliah dia nggak pernah main lagi ke perpustakaan.

Sebenarnya saya juga ingin meninggalkan perpustakaan.

Buku-buku yang selama ini saya pinjam sudah saya kembalikan.

Tapi kenangan tentang Naila. Kacamatanya. Senyuman khasnya. Bulu-bulu tipis di atas bibirnya. Tidak bisa dilupakan begitu saja.

Saya masih ingat waktu Naila balas SMS saya yang terakhir.

"Jujur ya, sebenarnya saya sudah punya pacar. Tapi kita lagi ada masalah. Kita sudah lama nggak komunikasi"

Saya balas lagi SMS-nya.

"Berarti sudah tertutup ya hati kamu buat aku"

"Kalau kamu serius, bisa sih. Asal ada syaratnya."

"Emang apa syaratnya?"

"Besok pas acara perpisahan kamu harus ada. Aku pengen pulang diantar sama kamu"

"Pakai apa, motor, mobil, atau naik bis?"

SMS yang terakhir nggak dibalas lagi sama Naila. Mungkin lagi sibuk beres-beres.

Berhubung saya lagi jomblo. Pas hari perpisahan itu saya bela-belain datang ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan saya ketemu dengan Pak Jojon.

Saya tanya keberadaan Naila dan teman-temannya.

"Sudah pulang tadi. Mereka ke sini cuma sebentar. Cuma pamitan saja!" Jawab Pak Jojon datar.

Saya langsung buka Hp. Ada 3 SMS tak terbaca. Semuanya dari Naila.

"Maafin aku ya. Tadinya aku pengen pulang berdua sama kamu. Tapi mobil jemputan dari sekolah keburu datang. Aku pergi bareng teman-teman yang lain"

"Aku nggak bisa nolak. Karena sudah instruksi dari sekolah. Kita nggak boleh langsung pulang ke rumah. Harus kumpul dulu di sekolah"

"Soal perasaan kita. Aku beresin dulu hubungan aku sama pacar aku. Kalau dia tetap egois, aku akan minta putus"


Setelah baca SMS dari Naila. Saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya mampir dulu ke taman kota.

Di taman kota, seperti saat sebelum kenal dengan Naila, saya kembali melamun.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url