Setelah Menikah dan Punya Anak, Kita Punya Kesibukan Sendiri-Sendiri

HABIS sholat isya. Di jalan saya ketemu dengan adik sahabat saya. Dia bilang kakaknya ada di rumah kontrakan adik sepupunya, lagi motong kain mukena. Kebetulan rumah kontrakan adik sepupunya dekat dengan rumah saya. Rumahnya sering kelewatan. Tanpa disuruh pun saya langsung menuju ke sana.

Waktu sampai di sana. Sahabat saya kelihatan sedang siap-siap mau motong kain. Sebelum saya tanya. Dia sudah nyapa duluan. Dia minta ditemenin. Kain mukena yang mau dipotong lumayan banyak. Kemungkinan beresnya sampai larut malam. Karena sudah lama nggak ketemu saya iyain saja. Itung-itung nostalgia. Terakhir begadang dulu waktu kita lulus SMP.

Setelah-Menikah-dan-Punya-Anak-Kita-Punya-Kesibukan-Sendiri-Sendiri.jpg

Waktu di SD. Saya sekelas sama dia. Sebangku malah. Nilai rapor kita nggak pernah jauh. Kalau dia rangking 3. Saya rangking 4. Pernah waktu itu kelasnya dipecah. Yang rangking 1 dan rangking 2 ikut kelas A. Saya sama dia ikut kelas B. Pas akhir tahun pelajaran, nilai rapor kita berubah. Dia jadi rangking 1. Saya jadi rangking 2. Sejak saat itulah saya selalu identik dengan nomer 2.

Lulus dari SMP. Kita makin akrab. Tiap malam dia suka main ke rumah saya. Nongkrong depan rumah. Atau beli bubur ayam ke kampung sebelah. Waktu itu belum ada sepeda motor. Ke mana-mana kita selalu jalan kaki. Kalau teman-teman tahu penampilan anak muda zaman dulu. Teman-teman pasti akan ketawa. Trend busana anak muda saat itu. Pakai celana pendek. Kaos oblong atau jaket. Sarung yang biasa dipakai sholat dikalungin ke pundak.

Setelah-Menikah-dan-Punya-Anak-Kita-Punya-Kesibukan-Sendiri-Sendiri.jpg

Waktu itu ayah saya suka gonta ganti mobil. Ada rekanan bisnis ayah saya yang ngasih kepercayaan buat jual gadai mobil. Saat itu saya mulai belajar nyetir mobil. Yang ngajarin nyetirnya saudara saya. Saat saya belajar nyetir mobil sahabat saya suka ikut. Suatu hari saya bilang ke sahabat saya. Nyuruh dia buat kursus mengemudi biar saya dan dia sama-sama bisa nyetir mobil. Alhamdulillah dia nurut. Saat daftar kursus mengemudi. Saya sendiri yang mengantarnya.

Tahun-tahun berganti. Saya dan dia sekarang sudah menikah dan punya anak. Setelah saya suruh dia ikut kursus mengemudi. Pekerjaan utama dia sekarang jadi sopir pribadi. Dia sering antar majikannya jualan mukena dan baju koko ke pasar. Waktu saya menikah. Dia yang menjadi sopir mobil pengantin. Waktu itu saya yang minta. Bayarannya nggak pakai uang. Tapi makan perasmanan sepuasnya.

Saya nemenin dia motong kain mukena sampai jam dua dini hari. Sambil motong kain itu kita ngobrol ke sana kemari. Nyeritain masa lalu dan masa kini. Sebelumnya, saya neraktir dia makan nasi to. Dia neraktir saya minum kopi. Kebersamaan dua sahabat yang sudah lama tak ketemu semalam ditemani hujan rintik-rintik. Entah kapan momen kedekatan dan kehangatan itu bisa terulang lagi. Setelah menikah dan punya anak kita punya kesibukan sendiri-sendiri.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url