Anak dan Istrimu Sedang Menunggumu di Surga

DARI segi usia mungkin kita seumuran. Soalnya lulus sekolahnya juga sama. Bedanya saya sekolah di SD. Dia sekolah di MI. Terus sejak kapan saya kenal dengan dia percisnya saya lupa lagi. Apa karena kenal sendiri, ketemu di jalan misalnya. Atau dikenalin oleh seseorang. Itu saya tidak begitu ingat. Yang jelas sejak saat itu sampai sekarang bisa dibilang kita sangat dekat. Dibilang teman, oke. Dibilang sahabat juga, oke.

Rumah saya dengan rumah dia juga hanya selemparan batu. Kalau saya sedang di halaman, terus saya melirik ke arah kanan. Belakang rumah dia langsung kelihatan. Belakang rumahnya penuh dengan semak. Ada pohon besar juga. Saya pernah main ke rumahnya. Tapi tidak pernah main ke belakang. Saya takut sama ulat. Kalau banyak semak-semak dan ada pohon besar biasanya suka ada ulatnya.

Anak-dan-Istrimu-Sedang-Menunggumu-di-Surga.jpg

Dari belakang rumah dialah. Cerita yang akan saya bagikan kali ini bermula. Shubuh itu tidak seperti biasanya saya melihat dia ngeluarin motor. Seperti sedang tergesa-gesa. Waktu itu saya habis pulang dari masjid. Kebetulan dia tidak sholat berjamaah di masjid. Karena istrinya sedang hamil. Fikir saya mungkin istrinya mau melahirkan. Jadi dia buru-buru nyalain motor. Mau pergi ke klinik atau ke puskesmas.

Siangnya, sekitar jam 2 siang. Waktu saya lagi tidur siang. Saya dengar pengumuman dari masjid. Samar-samar seperti pengumuman orang meninggal. Tapi saya tidak begitu memperhatikan. Maklum masih ngantuk. Saya baru tahu kalau istri dia meninggal sorenya. Dikasih tahu sama istri. Istri juga tahunya dari tetangga. Istri dia meninggal di rumah sakit. Meninggal bersama bayi yang baru dilahirkannya.

Sebagai teman sekaligus sahabat, tentu saya sangat berduka. Saya ikut merasa kehilangan. Saya ingin mengucapkan bela sungkawa sekalian ingin menceritakan mimpi yang saya alami sebelum istrinya meninggal. Tapi karena istrinya dari luar kota. Jenazahnya dikebumikan di sana. Saya sulit untuk menemuinya. Kalau ngucapin duka lewat telepon, sms, atau whatsapp rasanya kurang sopan. Saya pengennya ketemu ngobrol seperti hari-hari biasa.

Anak-dan-Istrimu-Sedang-Menunggumu-di-Surga

2 atau 3 hari sebelum istrinya meninggal, saya sempat bermimpi. Dalam mimpi itu saya pulang ke rumah saya yang dulu. Tapi di tengah jalan saya melihat keranda mayat yang sudah ditutupi kain hijau bertuliskan kalimat tauhid. Dalam mimpi itu saya bertanya ke orang-orang siapa yang meninggal. Sayang, sebelum mendapat jawaban saya sudah keburu terjaga. Mimpi itu akhirnya terjawab 2 atau 3 hari berselang. Mungkin ini yang disebut firasat atau kila-kila.

Jodoh, maut, rezeki, memang rahasia Tuhan. Di usianya yang masih muda, karir dia sebagai guru sedang bagus-bagusnya. Dia harus menyandang status sebagai duda. Waktu anaknya yang masih kelas 1 MI diajak sholat jumat. Saya sempat menitikan air mata. Saya sedih dan terharu. Anak secantik dan selucu itu harus berpisah dengan ibunya. Selesai jumatan, saya tepuk pundak dia sambil berdoa: “anak dan istrimu sedang menunggumu di surga!”
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url