Dede Rosadi: Salam Hormat dan Takjub Saya untuk Sang Legenda
DEDE Rosadi. Mantan pemain Persib. Namanya kurang begitu familiar. Apalagi di mata anak-anak milenial. Yang baru mencintai Persib satu dua tahun ke belakang. Yang tidak pernah meluangkan waktu membaca sejarah Pangeran Biru di masa lalu. Yang maunya Persib menang terus. Mereka pasti tidak mengenal siapa beliau. Bagaimana kiprah dan sepak terjang beliau selama membela Persib Bandung.
Saya pribadi, jujur, pernah diliputi rasa ragu. Dede Rosadi ini beneran ada nggak. Kalau bener ada, orangnya yang mana. Di era tahun berapa dia berseragam Persib? Sejauh ini saya belum melihat atau menontonnya secara langsung. Lucunya, nama Dede Rosadi sangat melekat di ingatan saya. Bahkan, tips dan trik dia saat melakukan tendangan pinalti yang saya baca di salah satu koran suka saya praktekan jika saya kebagian menjadi algojo.
Seiring berjalannya waktu. Sosok Dede Rosadi akhirnya terjawab. Beliau benar-benar pemain Persib. Beliau seangkatan dengan Djadjang Nurdjaman. Artikel lengkapnya bisa teman-teman baca di sini. Beliau termasuk pahlawan Persib. Setelah baca artikel di atas saya jadi faham. Kenapa saya sempat meragukan sosok beliau. Rupanya saat beliau bermain usia saya waktu itu masih anak-anak. Jadi wajar kalau saya lupa-lupa ingat.
Saya juga baru tahu. Dede Rosadi ternyata seorang supersub. Dia selalu bermain dari bangku cadangan. Meski demikian, setiap kali dimainkan, dia selalu menjadi pembeda. Dia selalu mengangkat moril rekan-rekan yang sudah kelelahan menjadi semangat dan bergairah kembali. Berapa pun menit bermain yang diberikan sang pelatih selalu dia manfaatkan sebaik mungkin. Dia selalu bermain mati-matian di lapangan.
Ngomongin soal supersub. Saya jadi teringat waktu saya masih aktif main bola. Saya kerap jadi supersub. Masuk dari bangku cadangan langsung ngasih kemenangan. Dari segi level antara saya dengan Dede Rosadi memang jauh berbeda. Beliau seorang pemain profesional. Sementara saya hanya pemain kampung. Turnamen yang sering saya ikuti cuma sebatas antar RT. Tapi kalau tim yang kita bela memenangkan pertandingan. Apalagi berhasil mencetak gol. Emosi dan gairahnya tetap sama.
Yang paling menegangkan jika pertandingan harus berlanjut ke tendangan pinalti. Insting dan mental kita benar-benar diuji. Kita tidak boleh kalah dari tim lawan. Jika mereka melancarkan perang urat syaraf. Kita tidak boleh terpancing. Kita harus tenang dan fokus. Nah, untuk urusan tendangan pinalti. Tips dan trik yang dibagikan oleh Dede Rosadi. Yang pernah saya baca di salah satu koran itu. Suka saya praktekan. Alhamdulillah, belum pernah ada yang gagal.
Dede Rosadi, meski baru tahu profilnya sekarang, buat saya adalah sosok yang inspiratif. Nama Dede Rosadi begitu melekat di ingatan saya. Sampai-sampai ketika saya bermain nama itu selalu terngiang-ngiang di kepala. Skill dan karakter dia di lapangan seperti merasuk ke dalam tubuh dan fikiran saya. Padahal saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang anak muda yang senang bermain bola. Dede Rosadi benar-benar luar biasa. Salam hormat dan takjub saya untuk sang legenda.
Saya pribadi, jujur, pernah diliputi rasa ragu. Dede Rosadi ini beneran ada nggak. Kalau bener ada, orangnya yang mana. Di era tahun berapa dia berseragam Persib? Sejauh ini saya belum melihat atau menontonnya secara langsung. Lucunya, nama Dede Rosadi sangat melekat di ingatan saya. Bahkan, tips dan trik dia saat melakukan tendangan pinalti yang saya baca di salah satu koran suka saya praktekan jika saya kebagian menjadi algojo.
Seiring berjalannya waktu. Sosok Dede Rosadi akhirnya terjawab. Beliau benar-benar pemain Persib. Beliau seangkatan dengan Djadjang Nurdjaman. Artikel lengkapnya bisa teman-teman baca di sini. Beliau termasuk pahlawan Persib. Setelah baca artikel di atas saya jadi faham. Kenapa saya sempat meragukan sosok beliau. Rupanya saat beliau bermain usia saya waktu itu masih anak-anak. Jadi wajar kalau saya lupa-lupa ingat.
Saya juga baru tahu. Dede Rosadi ternyata seorang supersub. Dia selalu bermain dari bangku cadangan. Meski demikian, setiap kali dimainkan, dia selalu menjadi pembeda. Dia selalu mengangkat moril rekan-rekan yang sudah kelelahan menjadi semangat dan bergairah kembali. Berapa pun menit bermain yang diberikan sang pelatih selalu dia manfaatkan sebaik mungkin. Dia selalu bermain mati-matian di lapangan.
Ngomongin soal supersub. Saya jadi teringat waktu saya masih aktif main bola. Saya kerap jadi supersub. Masuk dari bangku cadangan langsung ngasih kemenangan. Dari segi level antara saya dengan Dede Rosadi memang jauh berbeda. Beliau seorang pemain profesional. Sementara saya hanya pemain kampung. Turnamen yang sering saya ikuti cuma sebatas antar RT. Tapi kalau tim yang kita bela memenangkan pertandingan. Apalagi berhasil mencetak gol. Emosi dan gairahnya tetap sama.
Yang paling menegangkan jika pertandingan harus berlanjut ke tendangan pinalti. Insting dan mental kita benar-benar diuji. Kita tidak boleh kalah dari tim lawan. Jika mereka melancarkan perang urat syaraf. Kita tidak boleh terpancing. Kita harus tenang dan fokus. Nah, untuk urusan tendangan pinalti. Tips dan trik yang dibagikan oleh Dede Rosadi. Yang pernah saya baca di salah satu koran itu. Suka saya praktekan. Alhamdulillah, belum pernah ada yang gagal.
Dede Rosadi, meski baru tahu profilnya sekarang, buat saya adalah sosok yang inspiratif. Nama Dede Rosadi begitu melekat di ingatan saya. Sampai-sampai ketika saya bermain nama itu selalu terngiang-ngiang di kepala. Skill dan karakter dia di lapangan seperti merasuk ke dalam tubuh dan fikiran saya. Padahal saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang anak muda yang senang bermain bola. Dede Rosadi benar-benar luar biasa. Salam hormat dan takjub saya untuk sang legenda.