Belum Layak Jadi Imam


Belum-Layak-Jadi-Imam-1.jpg
JADI imam itu berat. Apa yang kita lakukan. Apa yang kita perbuat. Semuanya harus dipertanggung jawabkan. Imam buat keluarga misalnya. Kita harus membimbing istri dan anak-anak kita ke arah yang lebih baik. Mereka harus mengenal Allah SWT, Rosululloh, dan Agama Islam lebih dekat. Kita harus mengajarkan mereka rukun iman, rukun islam, sejarah nabi dan para sahabat, ilmu fiqih, aqidah ahlak, tata cara ibadah sholat, pengertian zakat, infaq, shodaqoh dan lain-lainnya.


Kalau kita pernah mondok di pesantren urusannya mungkin lebih mudah. Tinggal diterapkan dan dipraktekan saja pelajaran-pelajaran dan wejangan-wejangan guru atau ustadz-ustadz yang pernah membimbing kita selama di pesantren. Tapi buat kita yang hidup di jalanan. Yang tidak pernah menginjakan kaki di pesantren. Yang sholatnya belang-belang. Yang tidak hafal huruf hijaiyah. Yang tidak tahu mana yang halal dan mana yang haram. Sepertinya kita masih belum layak untuk dijadikan imam buat keluarga.

Belum-Layak-Jadi-Imam-2.jpg
Jadi imam sholat berjamaah apalagi. Yang urusannya dengan banyak orang. Kita harus jujur pada diri sendiri. Sudah benarkah bacaan al-quran kita? Berapa surat yang kita hafal diluar kepala? Bagaimana dengan makhorijul huruf dan tajwidnya? Kalo bacaan al-quran kita belum fasih. Surat yang kita hafal di luar kepala hanya surat-surat pendek seperti qulhu, falaq, binnas. Kita jangan memaksakan diri. Untuk imam sholat sebaiknya kita percayakan saja pada ustadz, ajengan, ulama, sesepuh, atau tokoh setempat yang sudah jelas keilmuan dan kredibilitasnya.

Kalau sholat berjamaahnya pas lagi di perjalanan, bagaimana? Kan suka ada tuh yang nyuruh kita jadi imam? Nah, kalau kasusnya seperti itu kondisinya mungkin agak berbeda. Kalau benar-benar terpaksa mau tidak mau kita harus jadi imam. Tapi sebelum jadi imam sebaiknya kita pastikan dulu. Di antara orang-orang yang mau sholat berjamaah dengan kita apa tidak ada yang usianya jauh lebih tua dari kita. Apa tidak ada yang pakaiannya lebih rapih dari kita. Dari penampilan juga sepintas kita bisa langsung melihatnya.


Belum-Layak-Jadi-Imam-3.jpg
Balik lagi ke imam keluarga. Manusia tidak ada yang sempurna. Manusia tempatnya salah dan dosa. Selama ini mungkin kita jahat. Kita banyak berbuat dosa. Suka mabuk, suka berjudi. Tapi yang namanya manusia pasti punya hati nurani. Sebejat apa pun kita. Serusak dan sebobrok apapun kelakuan kita. Dalam hati pasti kita menginginkan istri yang baik. Istri yang penurut. Anak yang pintar. Anak yang soleh dan sholehah. Oleh karena itu mari kita perbaiki diri kita dari sekarang.

Kita semua punya kenangan yang indah saat masa kecil. Ngaji bareng dengan teman-teman kita. Sholat bareng dengan sahabat-sahabat kita. Menghadapi kerasnya zaman. Menghadapi situasi yang serba tidak pasti. Menghadapi kondisi ekonomi yang sangat sulit ini. Mari kita hadirkan lagi semangat kanak-kanak kita, yang tidak pernah mengenal rasa takut, tidak pernah capek dan mengeluh, tidak pernah merasa lapar, selalu ingin bermain dan bermain, belajar dan belajar, ke dalam diri kita. Agar kita bisa menjadi imam yang baik buat istri dan anak-anak tercinta.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url