Suka atau Tidak Sikap Kita Pada Orang Lain Termasuk Hal Wajar

SUKA atau tidak sikap kita terhadap seseorang termasuk hal yang wajar. Suka dan tidaknya bisa karena ucapan, perbuatan, atau penampilan orang tersebut. Begitu juga sebaliknya. Orang lain ada yang suka sama kita, ada juga yang tidak suka sama kita. Toh, kita tak peduli. Mereka juga sama tak peduli.

Apalagi kalau perasaan suka dan tidaknya, cuma kita simpan dalam hati. Tidak kita perlihatkan langsung ke orangnya. Tidak pula diceritakan ke orang lain. Mereka tidak akan tahu dan tidak akan merasakan. Kecuali kalau perasaan itu kita perlihatkan atau kita ceritakan ke orang lain. Terus orang yang kita maksud jadi tahu. Ceritanya bakal beda.

Suka-atau-Tidak-Sikap-Kita-Pada-Orang-Lain-Termasuk-Hal-Wajar.jpg

Kendati demikian, sebagai manusia punya kekurangan dan keterbatasan. Kadang kita tidak sadar, keceplosan mengungkapkan perasaan suka dan tidak suka kita terhadap seseorang pada teman, saudara, atau tetangga. Hal itu terjadi karena kedekatan kita pada teman, saudara, dan tetangga yang tak berjarak.

Karena sudah akrab apa saja diceritain. Rasa suka dan tidak suka yang tadinya cuma rahasia pribadi, tiba-tiba jadi rahasia berdua, bertiga. Berempat, berlima. Lama-lama jadi rahasia umum. Semua orang jadi tahu. Sampai orang yang kita maksud akhirnya merasa tersinggung. Ujung-ujungnya jadi masalah. Ujung-ujungnya ghibah bahkan tak jarang berujung fitnah.

Suka-atau-Tidak-Sikap-Kita-Pada-Orang-Lain-Termasuk-Hal-Wajar.jpg

Yang suka begitu biasanya perempuan. Perempuan kalau sudah ngumpul, entah di warung, di tukang sayur, di acara ibu-ibu arisan, atau pas lagi acara masak-masak. Suka ngobrol ngalor ngidul. Apa saja diceritain. Rahasia yang tadinya tersembunyi jadi tersebar. Awalnya ngobrolin gosip artis. Lama-lama malah saling buka aib.

Kalau laki-laki beda. Jika ada yang tidak dia suka, laki-laki akan menyimpannya rapi dalam hati. Kalau pun tidak kuat, sudah keterlaluan misalnya, paling hanya diceritakan ke orang-orang terdekat yang bisa dipercaya. Laki-laki pada dasarnya tidak suka bergosip. Kalau lagi nongkrong bareng sama teman-teman. Yang diobrolin paling seputar hobi dan pekerjaan.

Saya pribadi, belakangan lagi kurang suka sama seseorang. Rasa tidak suka sama orang tersebut saya simpan dalam hati. Sempat sih saya ceritain ke tetangga dan istri. Tapi reaksi istri dan tetangga biasa-biasa saja. Nggak yang gimana-gimana. Mungkin karena ini urusan laki-laki. Urusan sepele. Tidak perlu dibesar-besarkan.

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Jadi lakukan saja yang terbaik buat kita. Mau orang suka atau tidak. Itu sudah diluar kontrol dari diri kita. Ungkapan tersebut memang benar adanya. Itu pula yang mendasari saya mencoba belajar menerima kekurangsukaan saya pada seseorang sebagai pernak-pernik kehidupan.

Lagian kekurangsukaan saya pada orang tersebut. Hanya sebatas perspektif pribadi. Yang saya rasakan sendiri. Orang lain belum tentu merasakan, belum tentu setuju, belum tentu sependapat dengan saya. Kekurangsukaan saya terhadap orang tersebut bahkan tidak permanen. Hanya situasional tergantung kondisi internal dan eksternal yang terjadi pada diri saya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url