Hati-Hati dengan Kelas atau Kursus yang Ada di Internet, Jangan Tertipu!
MALU sekaligus bersyukur waktu saya dengar kelas “ngeblog” yang ingin saya ikuti ternyata bermasalah. Malu karena waktu itu saya sempat mau pinjam uang ke mertua buat ikutin kelasnya. Untung sama mertua nggak dikasih. Coba kalau dikasih, mungkin saya akan jadi bulan-bulanan kemarahan mertua. Bukan apa-apa, biaya untuk ikutan kelasnya lumayan cukup besar, harga kelasnya di atas 10 juta.
Saya tergiur pengen ikutan kelas “ngeblog” karena lihat testimoni dan screenshot penghasilan yang bikin mata terbelalak. Gajian dari Google Adsense-nya bukan kaleng-kaleng. Bisa nyampe puluhan bahkan ratusan dollar perbulan. Bagi seorang pemula seperti saya, punya penghasilan dari blog 5 juta perbulan saja sudah cukup. Apalagi kalau sampai gajian 25 juta – 50 juta perbulan. Wow, banget itu mah!
Tujuan saya pengen ikutan kelas “ngeblog” tidak lain dan tidak bukan ingin merubah kondisi ekonomi yang sedang terpuruk. Kebetulan saya senang nulis. Setidaknya saya punya basic atau dasar buat ikutan kelasnya. Allah SWT ternyata masih sayang sama saya. Karena tidak dikasih pinjaman oleh mertua. Saya tidak jadi ikutan kelas “ngeblog” tersebut.
Saya juga merasa beryukur tidak jadi ikutan kelas desain grafis dua tahun yang lalu. Kelas desain grafis yang ingin saya ikuti ternyata bermasalah. Bahkan kasusnya sampai viral di medsos, terutama di kalangan para desainer dan freelancer. Mentor dari kelas desain grafis tersebut ternyata melakukan inspect element di mana penghasilan dollar-nya bisa diutak-atik buat menghipnotis para korban yang ingin mendapatkan cuan instan dari desain grafis.
Baru-baru ini sedang viral juga di medsos kasus mentor yang kelasnya bermasalah. Kelas tersebut katanya bisa menghasilan dollar dari jualan produk ke luar negeri. Para member yang sudah ikutan kelasnya minta uangnya di-refund atau dikembalikan karena tidak sesuai dengan akad dan kesepekatan di awal. Tiap hari saya suka mantengin perkembangan kasusnya di salah satu grup facebook. Seru banget. Saling klaim. Untungnya saya tidak ikutan kelas tersebut.
Buat teman-teman yang sedang membaca artikel saya ini. Apalagi yang ingin sukses di bidang bisnis online. Dapat penghasilan dari internet. Baik itu jualan online, ngeblog, atau desain grafis. Saran saya teman-teman harus berhati-hati kalau mau ikutan kelas, kursus, atau ecourse yang berseliweran di youtube, facebook, dan instagram. Sebelum ikutan kelasnya sebaiknya teman-teman lihat dulu profil mentor tersebut.
Lihat dulu latar belakang, testimoni, dan circle atau lingkaran pertemanannya kayak gimana. Kalau sekiranya meragukan mending nggak usah. Terus kalau teman-teman pengen ikutan kelas yang menjanjikan cuan dari internet, teman-teman harus pastikan dulu kalau teman-teman sudah tahu dan faham tentang kelas yang ingin teman-teman ikuti. Minimal teman-teman punya dasar atau basic jangan polos banget.
Mentor atau suhu penghisap darah newbie itu ada teman-teman. Jadi pastikan teman-teman ikutan kelas yang benar-benar bertanggung jawab dan terpercaya. Terakhir saya mau ingatkan teman-teman, ini penting banget, kalau mau ikutan kelas cuan dari internet, pastikan uang buat ikutan kelasnya harus uang dingin. Jangan uang hasil pinjam dari teman, saudara, orang tua, mertua, apalagi pinjol. Entar belajarnya tidak fokus.
Saya tergiur pengen ikutan kelas “ngeblog” karena lihat testimoni dan screenshot penghasilan yang bikin mata terbelalak. Gajian dari Google Adsense-nya bukan kaleng-kaleng. Bisa nyampe puluhan bahkan ratusan dollar perbulan. Bagi seorang pemula seperti saya, punya penghasilan dari blog 5 juta perbulan saja sudah cukup. Apalagi kalau sampai gajian 25 juta – 50 juta perbulan. Wow, banget itu mah!
Tujuan saya pengen ikutan kelas “ngeblog” tidak lain dan tidak bukan ingin merubah kondisi ekonomi yang sedang terpuruk. Kebetulan saya senang nulis. Setidaknya saya punya basic atau dasar buat ikutan kelasnya. Allah SWT ternyata masih sayang sama saya. Karena tidak dikasih pinjaman oleh mertua. Saya tidak jadi ikutan kelas “ngeblog” tersebut.
Saya juga merasa beryukur tidak jadi ikutan kelas desain grafis dua tahun yang lalu. Kelas desain grafis yang ingin saya ikuti ternyata bermasalah. Bahkan kasusnya sampai viral di medsos, terutama di kalangan para desainer dan freelancer. Mentor dari kelas desain grafis tersebut ternyata melakukan inspect element di mana penghasilan dollar-nya bisa diutak-atik buat menghipnotis para korban yang ingin mendapatkan cuan instan dari desain grafis.
Baru-baru ini sedang viral juga di medsos kasus mentor yang kelasnya bermasalah. Kelas tersebut katanya bisa menghasilan dollar dari jualan produk ke luar negeri. Para member yang sudah ikutan kelasnya minta uangnya di-refund atau dikembalikan karena tidak sesuai dengan akad dan kesepekatan di awal. Tiap hari saya suka mantengin perkembangan kasusnya di salah satu grup facebook. Seru banget. Saling klaim. Untungnya saya tidak ikutan kelas tersebut.
Buat teman-teman yang sedang membaca artikel saya ini. Apalagi yang ingin sukses di bidang bisnis online. Dapat penghasilan dari internet. Baik itu jualan online, ngeblog, atau desain grafis. Saran saya teman-teman harus berhati-hati kalau mau ikutan kelas, kursus, atau ecourse yang berseliweran di youtube, facebook, dan instagram. Sebelum ikutan kelasnya sebaiknya teman-teman lihat dulu profil mentor tersebut.
Lihat dulu latar belakang, testimoni, dan circle atau lingkaran pertemanannya kayak gimana. Kalau sekiranya meragukan mending nggak usah. Terus kalau teman-teman pengen ikutan kelas yang menjanjikan cuan dari internet, teman-teman harus pastikan dulu kalau teman-teman sudah tahu dan faham tentang kelas yang ingin teman-teman ikuti. Minimal teman-teman punya dasar atau basic jangan polos banget.
Mentor atau suhu penghisap darah newbie itu ada teman-teman. Jadi pastikan teman-teman ikutan kelas yang benar-benar bertanggung jawab dan terpercaya. Terakhir saya mau ingatkan teman-teman, ini penting banget, kalau mau ikutan kelas cuan dari internet, pastikan uang buat ikutan kelasnya harus uang dingin. Jangan uang hasil pinjam dari teman, saudara, orang tua, mertua, apalagi pinjol. Entar belajarnya tidak fokus.