Kado Terindah di Hari Ulang Tahun Pernikahan
HARI sabtu tanggal 30 September 2023 adalah hari yang tidak akan pernah saya lupakan. Hari di mana untuk pertama kalinya saya menjadi saksi sebuah transaksi penjualan rumah. Selain sebagai mediator, yang mempertemukan penjual dan pembeli, dalam proses transaksi itu saya juga merangkap sebagai pangatur acara.
Secara pribadi, jujur, saya benar-benar speechless. Sebagai orang awam, yang tidak tahu menahu terkait jual beli properti, saya dihadapkan pada situasi di mana saya harus bersikap profesional agar acara dari awal sampai akhir berjalan lancar. Dalam proses transaksi jual beli tersebut modal yang saya bawa hanya niat dan keberanian.
Dari proses transaksi itu saya jadi banyak belajar. Jika suatu saat saya menghadapi situasi yang sama. Saya jadi tahu alat-alat atau benda apa saja yang harus saya persiapkan. Sedikit besarnya saya mendapatkan sebuah pengetahuan. Dari segi mental pun, saya seperti dididik dan ditempa bahwa begini lho situasi dan kondisi saat transaksi jual beli rumah.
Meski baru pertama kali menyaksikan proses jual beli. Pada saat acara berlangsung. Saya tidak merasakan grogi apalagi canggung. Saya sendiri bingung kok bisa. Biasanya kalau mau naik panggung, naik pentas, menghadapi banyak orang saya itu suka tegang dan gugup. Tapi ini nggak. Mungkin karena pertemuan antara penjual dan pembeli, yang dihadiri oleh beberapa saksi, berlangsung hangat dan kekeluargaan.
Yang membuat saya takjub sekaligus terharu. Hari itu cuaca benar-benar cerah. Selesai transaksi, waktu saya mau pulang, saya melihat pemandangan yang benar-benar indah. Gunung-gunung yang menjulang tinggi tampak dihiasi semburat kuning kemerahan khas senja hari. Lukisan alam yang benar-benar membuat saya berkali-kali mengucap rasa syukur.
Tidak cukup sampai di situ. Sesampainya di rumah, istri saya tiba-tiba nyeletuk. Tanggal 30 September adalah hari pernikahan kita. Sambil mengingat-ingat, setengah percaya setengah enggak, saya kemudian nyuruh istri saya ambil buku nikah di lemari untuk membuktikan. Begitu dilihat, masyaallah, tanggal 30 September benar-benar hari pernikahan kita. Di situ, lagi-lagi, saya dibuat speechless.
Skenario Allah benar-benar terencana. Saat anniversary pernikahan saya dengan istri. Allah SWT ngasih kado terindah. Pada saat hari ulang tahun pernikahan kita. Allah SWT takdirkan saya dan istri menyaksikan proses akad jual beli yang acaranya mirip ijab kabul pernikahan. Dan, tentu saja, di hari yang sakral itu, hari di mana saya dan istri merayakan ulang tahun pernikahan. Kita mendapatkan rezeki yang melimpah.
Secara pribadi, jujur, saya benar-benar speechless. Sebagai orang awam, yang tidak tahu menahu terkait jual beli properti, saya dihadapkan pada situasi di mana saya harus bersikap profesional agar acara dari awal sampai akhir berjalan lancar. Dalam proses transaksi jual beli tersebut modal yang saya bawa hanya niat dan keberanian.
Dari proses transaksi itu saya jadi banyak belajar. Jika suatu saat saya menghadapi situasi yang sama. Saya jadi tahu alat-alat atau benda apa saja yang harus saya persiapkan. Sedikit besarnya saya mendapatkan sebuah pengetahuan. Dari segi mental pun, saya seperti dididik dan ditempa bahwa begini lho situasi dan kondisi saat transaksi jual beli rumah.
Meski baru pertama kali menyaksikan proses jual beli. Pada saat acara berlangsung. Saya tidak merasakan grogi apalagi canggung. Saya sendiri bingung kok bisa. Biasanya kalau mau naik panggung, naik pentas, menghadapi banyak orang saya itu suka tegang dan gugup. Tapi ini nggak. Mungkin karena pertemuan antara penjual dan pembeli, yang dihadiri oleh beberapa saksi, berlangsung hangat dan kekeluargaan.
Yang membuat saya takjub sekaligus terharu. Hari itu cuaca benar-benar cerah. Selesai transaksi, waktu saya mau pulang, saya melihat pemandangan yang benar-benar indah. Gunung-gunung yang menjulang tinggi tampak dihiasi semburat kuning kemerahan khas senja hari. Lukisan alam yang benar-benar membuat saya berkali-kali mengucap rasa syukur.
Tidak cukup sampai di situ. Sesampainya di rumah, istri saya tiba-tiba nyeletuk. Tanggal 30 September adalah hari pernikahan kita. Sambil mengingat-ingat, setengah percaya setengah enggak, saya kemudian nyuruh istri saya ambil buku nikah di lemari untuk membuktikan. Begitu dilihat, masyaallah, tanggal 30 September benar-benar hari pernikahan kita. Di situ, lagi-lagi, saya dibuat speechless.
Skenario Allah benar-benar terencana. Saat anniversary pernikahan saya dengan istri. Allah SWT ngasih kado terindah. Pada saat hari ulang tahun pernikahan kita. Allah SWT takdirkan saya dan istri menyaksikan proses akad jual beli yang acaranya mirip ijab kabul pernikahan. Dan, tentu saja, di hari yang sakral itu, hari di mana saya dan istri merayakan ulang tahun pernikahan. Kita mendapatkan rezeki yang melimpah.