Jadwal Pertandingan Piala Dunia Ditempel di Dinding Rumah atau Pos Ronda Sekarang Tinggal Kenangan
WAKTU saya remaja. Rumah orang tua saya suka dipakai tempat nongkrong para pemuda. Maklum, rumah orang tua saya letaknya di pinggir jalan. Posisinya strategis. Berada di tengah. Dekat masjid. Dekat warung. Teras depan luas. Garasi luas. Tembok yang nutupin selokan juga luas. Mau nongkrong di mana saja bebas. Orang tua saya tidak melarang.
Di beberapa artikel saya pernah cerita. Rumah orang tua saya menjadi tempat mangkal favourit para pedagang keliling. Salah satu alasannya mungkin karena banyak pemuda yang nongkrong di depan rumah. Atau bisa juga sebaliknya. Selain rumah orang tua saya luas. Para pemuda seneng nongkrong di rumah orang tua karena banyak pedagang keliling yang mangkal.
Selain dipakai nongkrong dan tempat mangkal. Rumah orang tua saya sering dipakai spot poto. Dulu suka ada tukang poto keliling. Biasanya seminggu sekali. Anak gadis tetangga suka pengen dipoto di rumah saya. Halaman rumah orang tua saya. Selain ada garasi. Ada taman hiasnya. Ada miniatur kebun lengkap dengan bunga dan pohon cemara. Ada kolam ikan. Juga ada stalaktit-stalaktit kecil tempat air mancur.
Berhubung sekarang lagi Piala Dunia. Rumah orang tua saya kalau ada gelaran Piala Dunia (atau Piala Eropa) suasananya lebih ramai dari hari-hari biasanya. Salah satu magnetnya karena di rumah orang tua ditempelin jadwal pertandingan Piala Dunia. Dulu belum ada handphone. Belum ada internet. Adanya koran. Yang suka beli koran waktu itu cuma ayah saya. Rumah orang tua saat itu bisa dibilang menjadi semacam pusat informasi.
Dalam jadwal pertandingan Piala Dunia biasanya ada bagan dan kolom untuk mengisi skor. Setiap pertandingan selesai ada pemuda yang rajin nulisin skor. Selama Piala Dunia berlangsung jadwal Piala Dunia selalu dikerubutin orang-orang. Ada yang lihat klasemen. Ada yang lihat tim mana yang lolos. Tim mana yang gugur. Tim mana yang masuk semi final. Tim mana yang masuk final. Saking ramainya, para pemuda sering tebak-tebakan skor.
Di samping rumah waktu itu sebenarnya ada Pos Ronda. Tapi, nggak tahu kenapa, para pemuda tetep saja ngumpulnya di rumah orang tua. Mereka, main remi dan gaplehnya di Pos Ronda. Tapi kalau tidur, dengerin radio, sambil dikerubunin sarung, suka di teras rumah. Pas ada Piala Dunia itu, yang punya tivi nonton di rumah masing-masing. Yang belum punya tivi nonton bareng di rumah orang tua.
Kalau ingat masa-masa itu saya suka mendadak kangen. Rumah itu sekarang sudah berpindah tangan. Pemuda yang dulu suka nongkrong sudah pada menikah dan punya anak. Zaman pun kini sudah berubah. Kalau mau lihat jadwal pertandingan sekarang tinggal buka Google. Kalau mau nonton cuplikan gol tinggal nonton Youtube. Semua serba cepat dan serba instan. Jadwal pertandingan Piala Dunia ditempel di dinding rumah atau di Pos Ronda sekarang tinggal kenangan.
Di beberapa artikel saya pernah cerita. Rumah orang tua saya menjadi tempat mangkal favourit para pedagang keliling. Salah satu alasannya mungkin karena banyak pemuda yang nongkrong di depan rumah. Atau bisa juga sebaliknya. Selain rumah orang tua saya luas. Para pemuda seneng nongkrong di rumah orang tua karena banyak pedagang keliling yang mangkal.
Selain dipakai nongkrong dan tempat mangkal. Rumah orang tua saya sering dipakai spot poto. Dulu suka ada tukang poto keliling. Biasanya seminggu sekali. Anak gadis tetangga suka pengen dipoto di rumah saya. Halaman rumah orang tua saya. Selain ada garasi. Ada taman hiasnya. Ada miniatur kebun lengkap dengan bunga dan pohon cemara. Ada kolam ikan. Juga ada stalaktit-stalaktit kecil tempat air mancur.
Berhubung sekarang lagi Piala Dunia. Rumah orang tua saya kalau ada gelaran Piala Dunia (atau Piala Eropa) suasananya lebih ramai dari hari-hari biasanya. Salah satu magnetnya karena di rumah orang tua ditempelin jadwal pertandingan Piala Dunia. Dulu belum ada handphone. Belum ada internet. Adanya koran. Yang suka beli koran waktu itu cuma ayah saya. Rumah orang tua saat itu bisa dibilang menjadi semacam pusat informasi.
Dalam jadwal pertandingan Piala Dunia biasanya ada bagan dan kolom untuk mengisi skor. Setiap pertandingan selesai ada pemuda yang rajin nulisin skor. Selama Piala Dunia berlangsung jadwal Piala Dunia selalu dikerubutin orang-orang. Ada yang lihat klasemen. Ada yang lihat tim mana yang lolos. Tim mana yang gugur. Tim mana yang masuk semi final. Tim mana yang masuk final. Saking ramainya, para pemuda sering tebak-tebakan skor.
Di samping rumah waktu itu sebenarnya ada Pos Ronda. Tapi, nggak tahu kenapa, para pemuda tetep saja ngumpulnya di rumah orang tua. Mereka, main remi dan gaplehnya di Pos Ronda. Tapi kalau tidur, dengerin radio, sambil dikerubunin sarung, suka di teras rumah. Pas ada Piala Dunia itu, yang punya tivi nonton di rumah masing-masing. Yang belum punya tivi nonton bareng di rumah orang tua.
Kalau ingat masa-masa itu saya suka mendadak kangen. Rumah itu sekarang sudah berpindah tangan. Pemuda yang dulu suka nongkrong sudah pada menikah dan punya anak. Zaman pun kini sudah berubah. Kalau mau lihat jadwal pertandingan sekarang tinggal buka Google. Kalau mau nonton cuplikan gol tinggal nonton Youtube. Semua serba cepat dan serba instan. Jadwal pertandingan Piala Dunia ditempel di dinding rumah atau di Pos Ronda sekarang tinggal kenangan.