Nggak Habis Pikir sama Orang yang Ngefans Banget sama Artis
KADANG suka nggak habis pikir sama orang yang ngefans sama artis. Ngidolain artis. Kecintaannya itu sampai nembus ke sumsum tulang. Kok bisa begitu. Sampai ngelakuin hal-hal yang diluar nalar kayak ngebela dan ngehujat orang atau artis yang bersebrangan dengan artis idolanya. Padahal apa untungnya coba?
Nggak habis pikir juga sama orang yang follow akun IG, Facebook, Twitter, atau Tiktok seorang artis hanya untuk menjadi haters. Tiap artis yang difollow posting sesuatu. Entah itu posting anak. Posting belanja. Atau posting jalan-jalan. Dia selalu menghujat dan mencela. Bagi dia, sehari nggak nyinyirin artis tersebut kayaknya ada yang kurang.
Makin heran lagi waktu saya iseng nonton acara infotainment. Orang-orang yang selama ini menjadi haters seorang artis tiba-tiba diadukan ke polisi. Dia harus menjalani proses hukum karena cuitan dan unggahan dia di media sosial. Sepanjang yang saya tahu si haters ini tidak pernah menang. Kalau nggak dipenjara. Dia akan klarifikasi untuk meminta maaf.
Buat saya pribadi. Ngefans sama artis boleh-boleh saja. Tak ada yang ngelarang. Tapi jangan sampai segitunya. Sampai harus ngelakuin hal-hal diluar kebiasaan. Logika kita sebagai manusia harus tetap dipakai. Sekedar informasi, kemarin di sini ada istri tetangga yang curhat ke istri saya katanya nggak bisa tidur akibat baper artis favoritnya kena KDRT.
Sebelum kita ngefans sama artis. Baiknya kita pahami dulu bahwa artis yang kita suka adalah manusia biasa seperti kita. Tampilan sempurna yang kita tonton di layar televisi merupakan bagian tuntutan dari profesi atau polesan media untuk mengejar rating. Kalau kita sudah tahu latar belakangnya mestinya semua itu kita anggap sebagai hiburan.
Sayangnya, yang terjadi di masyarakat justru sebaliknya. Banyak diantara kita yang memaksakan diri untuk terlibat ke dalam kehidupan sang artis. Kita yang bukan siapa-siapa, hanya sebatas fans, malah seperti ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka atau ranah dan ruang privasi mereka. Akibatnya, ketika sang artis tidak terima, kita harus berurusan dengan masalah hukum.
Hari ini kebetulan hari jumat. Lihat fenomena semacam ini tiba-tiba saya teringat sama khutbah yang saya dengar beberapa tahun lalu. Dalam ceramahnya, khotib mengingatkan para jamaah untuk meninggalkan aktifitas sia-sia yang hanya membuang-buang waktu dan bisa menimbulkan dosa. Salah satunya yakni komen di medsos terkait politik dan dunia selebritis.
Nggak habis pikir juga sama orang yang follow akun IG, Facebook, Twitter, atau Tiktok seorang artis hanya untuk menjadi haters. Tiap artis yang difollow posting sesuatu. Entah itu posting anak. Posting belanja. Atau posting jalan-jalan. Dia selalu menghujat dan mencela. Bagi dia, sehari nggak nyinyirin artis tersebut kayaknya ada yang kurang.
Makin heran lagi waktu saya iseng nonton acara infotainment. Orang-orang yang selama ini menjadi haters seorang artis tiba-tiba diadukan ke polisi. Dia harus menjalani proses hukum karena cuitan dan unggahan dia di media sosial. Sepanjang yang saya tahu si haters ini tidak pernah menang. Kalau nggak dipenjara. Dia akan klarifikasi untuk meminta maaf.
Buat saya pribadi. Ngefans sama artis boleh-boleh saja. Tak ada yang ngelarang. Tapi jangan sampai segitunya. Sampai harus ngelakuin hal-hal diluar kebiasaan. Logika kita sebagai manusia harus tetap dipakai. Sekedar informasi, kemarin di sini ada istri tetangga yang curhat ke istri saya katanya nggak bisa tidur akibat baper artis favoritnya kena KDRT.
Sebelum kita ngefans sama artis. Baiknya kita pahami dulu bahwa artis yang kita suka adalah manusia biasa seperti kita. Tampilan sempurna yang kita tonton di layar televisi merupakan bagian tuntutan dari profesi atau polesan media untuk mengejar rating. Kalau kita sudah tahu latar belakangnya mestinya semua itu kita anggap sebagai hiburan.
Sayangnya, yang terjadi di masyarakat justru sebaliknya. Banyak diantara kita yang memaksakan diri untuk terlibat ke dalam kehidupan sang artis. Kita yang bukan siapa-siapa, hanya sebatas fans, malah seperti ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka atau ranah dan ruang privasi mereka. Akibatnya, ketika sang artis tidak terima, kita harus berurusan dengan masalah hukum.
Hari ini kebetulan hari jumat. Lihat fenomena semacam ini tiba-tiba saya teringat sama khutbah yang saya dengar beberapa tahun lalu. Dalam ceramahnya, khotib mengingatkan para jamaah untuk meninggalkan aktifitas sia-sia yang hanya membuang-buang waktu dan bisa menimbulkan dosa. Salah satunya yakni komen di medsos terkait politik dan dunia selebritis.