Berfikir Out Of The Box Dalam Bisnis Hukumnya Wajib

KENAPA seseorang yang berpenampilan menarik gampang diterima kerja di sebuah perusahaan dibanding seseorang yang penampilannya biasa-biasa saja? Saya tidak meminta teman-teman untuk menjawabnya. Karena ada begitu banyak aspek, opini, dan definisi, yang sangat debatable. Kalau pun teman-teman jawab. Jawabannya tentu tidak akan disetujui semua orang.

Saya hanya ingin mengajak teman-teman untuk bicara realita yang terjadi di lapangan. Realita dari kacamata kita sebagai market, nasabah, konsumen, pembeli, reseller, downline, atau apa pun istilahnya. Di mana kita akan merasa nyaman, enak, enjoy, happy, jika dilayani oleh staf, karyawan, pegawai, customer service, yang penampilannya good looking alias menyegarkan saat dipandang.

Berfikir-Out-Of-The-Box-Dalam-Bisnis-Hukumnya-Wajib

Selain penampilan, lokasi dan tempat juga sangat berpengaruh. Kita akan nyaman, enak, enjoy, happy, jika belanja, makan-makan, ngopi-ngopi, nyuci kendaraan, nabung, kirim paket, top up saldo, di perusahaan, kantor, ekspedisi, bank, car wash, mall, minimarket yang tempatnya adem lokasinya strategis. Sekali saja kita dibuat terkesan. Bukan cuma akan jadi langganan. Tapi kita akan merekomendasikannya ke orang lain.

Nah, jika teman-teman sependapat dan sepemahaman dengan saya. Sementara teman-teman saat ini sebagai pelaku bisnis. Kenapa tidak diterapkan saja pola-pola di atas ke dalam bisnis teman-teman. Atau jika teman-teman sudah mempraktekannya tinggal dilengkapi dan disempurnakan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama ini tinggal ditambal. Agar bisnis yang sedang teman-teman kelola merasakan efek dahsyat dari sebuah sistem yang bernama full service.

O iya, jika bahasan saya ini terlalu mengawang-ngawang. Kata-kata yang saya ucapkan ketinggian terlalu banyak metafora hingga teman-teman sulit untuk mencerna dan memahaminya. Mari kita sederhanakan saja dengan dua pengalaman yang pernah saya alami beberapa hari ke belakang. Bagaimana pelayanan, lokasi bisnis, dan tempat berjualan, begitu besar pengaruhnya ke dalam otak dan fikiran saya sebagai konsumen.

Berfikir-Out-Of-The-Box-Dalam-Bisnis-Hukumnya-Wajib

Teman saya jualan ayam goreng pinggir jalan. Jualannya pakai gerobak dorong. Konsumennya menengah ke bawah. Saya belum melihat orang kaya turun dari mobil beli ayam goreng punya teman saya. Tapi, suatu hari, ada pedagang baru jualannya sama ayam goreng kayak teman saya. Bedanya pedagang tersebut datang dengan modal yang besar. Sewa tempat strategis. Full spanduk, brosur, banner, dan marketing kit. Yang naik mobil dan motor pada antri. Gara-gara pedagang tersebut jualan ayam goreng teman saya gulung tikar.

Kemarin saya datang ke salah satu bank. Saya dilayani oleh customer service di lantai 2. Ruangannya tidak seperti ruangan bank konvensional. Konsep Bank tersebut di mata saya sangat-sangat out of the box. Saya merasa tidak seperti di dalam bank. Saya merasa seperti di dalam hotel dan kafe. Tidak sedang melakukan bisnis. Tapi sedang santai, ngopi, atau sedang bermesraan dengan istri. Dari 2 pengalaman yang saya alami itu. Saya bisa mengambil kesimpulan berfikir out of the box dalam bisnis itu hukumnya wajib.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url