Pernah Dicegat Ular
SAYA tidak takut sama ular. Saya takutnya sama ulat. Saya phobia ulat. Saking takutnya, setiap melihat binatang yang berbulu dan menjijikan itu tubuh saya suka bergidik. Kemarin pernah kejadian. Saya main ke rumah saudara. Di depan rumahnya ada pohon rambutan. Waktu saya lagi selonjoran di teras rumahnya sambil nonton youtube. Tiba-tiba jari saya merasa gatal. Perasaan kayak ada yang gerak-gerak pelan gituh. Pas saya lihat, ternyata ulat pohon rambutan lagi merayap. Untung ulatnya kecil segede belatung. Kalau gede, tubuh saya bisa merinding panas dingin.
O iya, saya tidak akan nyeritain tentang ulat. Saya ingin bercerita tentang ular. Tentu ada sebab dan alasannya tiba-tiba saya kefikiran soal ular. Menurut saya ini sangat menarik. Karena gara-gara sebuah kejadian yang ada hubungannya dengan ular. Ingatan saya mendadak flashback. Ada beberapa peristiwa terkait ular yang sayang banget kalau tidak saya ceritakan.
Dulu, waktu saya masih SD, ada saudara saya dari kabupaten datang bertamu ke rumah saya sambil bawa ular. Ularnya jenis sanca kembang. Ular segede lengan bayi itu kemudian dibikinin kandang buatan. Kandangnya disimpan di samping rumah dan sempat jadi tontonan warga. Selang beberapa hari ular itu hilang ada yang nyuri. Belakangan, di kampung sebelah ada orang yang menemukan seekor ular. Waktu saya lihat ternyata ularnya mirip ular saudara saya yang hilang. Saya curiga orang itu yang nyuri ular saudara saya. Tapi saudara saya sudah merelakan. Dia tidak mau melaporkan takut urusannya jadi panjang.
Dua tahun yang lalu saya pernah menolong ibu-ibu yang motornya terjatuh ke selokan. Ibu-ibu itu tidak tabrakan dengan motor atau mobil. Tapi dia jatuh sendiri. Waktu saya tanya kenapa tiba-tiba motornya oleng dan masuk ke selokan. Ibu itu menjawab. Tadi pas melewati pohon mangga tiba-tiba ada ular hijau jatuh dari atas pohon. Karena kaget dan takut dipatuk akhirnya si ibu itu tidak bisa mengendalikan sepeda motornya.
Saya sendiri pernah dicegat ular. Waktu itu saya dan istri mau main ke rumah mertua. Di jalan tiba-tiba melintas ular hijau. Ularnya panjang banget. Ular itu keluar dari semak-semak. Pas lihat ular itu saya dan istri kaget. Saya rem mendadak. Saya biarkan ular itu nyebrang jalan dulu. Sialnya, waktu saya tancap gas ular itu malah balik lagi ke arah semak-semak. Kalau saya tidak cekatan. Telat sepersekian detik ular itu mungkin mematuk kaki saya atau kaki istri saya. Alhamdulillah, saya dan istri masih diberikan keselamatan.
Yang terbaru, tempo hari waktu saya main ke rumah mertua lagi. Di depan rumah mertua, tepatnya di seberang jalan, ada dua pohon kelapa tinggi-tinggi. Buah kelapanya banyak dan besar-besar. Saya sempat bermain dengan anak di bahan pohon kelapa itu. Karena takut buah kelapanya jatuh menimpa kepala. Saya suruh anak saya buru-buru masuk ke dalam rumah.
Besoknya, ketika saya lagi ngerok janggut dan kumis di teras samping. Ada bapak-bapak berhenti di depan rumah ngelihatin pohon kelapa. Merhatiinnya lama banget. Ada mungkin setengah jam-an. Fikir saya bapak-bapak ini mau ngeborong kelapa. Di kampung mertua memang suka ada orang yang ngeborong buah-buahan untuk dijual kembali. Tapi, dugaan saya salah, bapak-bapak itu ternyata cuma lihat-lihat doang.
Nah, waktu bapak-bapak itu kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba dari atas pohon kelapa ada benda jatuh. Suaranya kedengaran keras sekali. Saya lihat dari jauh benda itu hitam dan panjang. Saya curiga itu ular. Karena penasaran saya dekatin saja. Dan, dugaan saya kali ini benar, benda yang jatuh dari atas pohon kelapa itu ular belang. Karena sangat membahayakan ular belang itu dimatiin sama bapak mertua dengan batang pohon singkong. Untung kemarin anak saya suruh cepet-cepet masuk ke dalam rumah. Nggak bisa dibayangin gimana kalau ular belang itu jatuh menimpa kepala. Ngeri banget deh...