Gara-Gara Kokok Ayam
Saya termasuk penyuka daging ayam. Saat menulis artikel ini saya habis makan daging ayam. Ayam goreng bikinan mertua. Saya lagi di rumah mertua. Istri kangen sama kampung halaman. Anak kangen sama neneknya. Karena sudah lama nggak nengok mertua. Kemarin pagi kita bertiga berangkat ke rumah mertua.
Semalam saya tidak bisa tidur. Anak saya beberapa kali ngelindur. Awalnya anak saya ketiduran di ruang tamu. Terus dipindahin ke kamar neneknya. Tapi jam 10 malam anak saya nangis. Sama neneknya digendong dipindahin ke kamar depan. Kamar depan adalah kamar yang biasa dipakai tidur saya dan istri. Karena anak saya ngelindur terus. Saya baru bisa tidur sekitar jam satu dini hari.
Sekarang, di kampung saya jarang ada yang melihara ayam. Apalagi ayam kampung. Sangat sulit sekali. Kalau mau lihat ayam kita harus pergi ke pasar. Di pasar banyak yang jual ayam. Tapi kalau kita mau makan sama daging ayam. Kita nggak harus pergi ke pasar. Hampir tiap perempatan ada yang jual goreng ayam, bakar ayam dan fried chicken. Saya dan istri suka makan ketiga-tiganya. Kecuali anak saya. Dia tidak suka bakar ayam. Alasannya bikin geli. Dia tidak suka bakar ayam karena warnanya kehitam-hitaman.
