Digigit Serangga
SEKARANG lagi musim ular kobra. Di musim penghujan seperti ini, menurut berita yang saya baca di beberapa media, anak-anak ular kobra katanya waktunya menetas. Telur-telur ular kobra itu biasanya dimakan oleh predator seperti burung elang dan kucing liar. Konon karena kucing liar dan burung elang banyak ditangkap oleh para pemburu. Maka telur-telur ular kobra tersebut berhasil menetas dan meneror penduduk di beberapa daerah.
Selain ular kobra. Musim penghujan seperti ini rayap-rayap dewasa pada keluar dari dalam tanah. Rayap-rayap dewasa itu kita kenal dengan sebutan laron. Munculnya bukan satu ekor atau dua ekor. Melainkan ribuan. Munculnya pada malam hari. Rumah saya seminggu ke belakang pernah diserbu laron. Tapi sekarang sudah nggak. Laron-laron itu sudah masuk lagi ke dalam tanah. Sudah bertemu jodohnya. Sekarang sedang asyik berbulan madu. Beranak pinak membentuk koloni baru.
Di sekolahan anak saya lain lagi. Yang lagi musim itu ulat bulu. Saya paling parno sama ulat bulu. Mau kecil atau besar ulat bulu itu bikin saya bergidik. Setiap kali saya antar jemput, ulat bulu itu lewat di depan saya. Di pinggir jalan, di pagar dan dinding rumah menempel ulat bulu. Ada yang jalannya lembat. Ada juga yang jalannya cepat. Apalagi kalau kepanasan ulat itu tahu-tahu sudah ada di depan, di pinggir, atau di belakang saya. Untung nggak keinjak. Kalau keinjak bisa repot jadinya.
Yang bikin sebel dan bikin saya jengkel. Yang berhasil meneror saya ternyata bukan ular kobra, laron, atau ulat bulu. Tapi seekor serangga. Kejadiannya baru tadi malam. Waktu saya sama istri dan anak saya makan pecel lele di salah satu warung pecel lele favourit saya. Di warung pecel lele itu terdapat 5 meja untuk lesehan. Yang dua mejanya dibuat agak tinggi. Yang tiga dibuat agak pendek. Saya pernah makan di meja yang tinggi dan pendek. Selama ini aman-aman saja. Tidak pernah terjadi apa-apa.
Semalam saya makan di meja yang pendek. Waktu saya selesai cuci tangan. Mau siap-siap pulang. Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam celana saya. Masuknya dari kaki sebelah kiri. Saya coba sisingkan sebagian celana saya dengan tangan. Tadinya penasaran mau tahu binatang apa yang masuk tanpa izin ke dalam celana saya. Saya takutnya ulat. Soalnya saya bener-bener takut sama binatang merayap yang satu itu. Pas saya angkat tiba-tiba betis saya ada yang mengigit. Sakit dan panas sekali.
Saya angkat tinggi-tinggi celana saya
sambil lihat ke kolong meja. Siapa tahu ada binatang aneh di bawah meja. Pas
saya lihat ternyata ada seekor semut rangrang. Saya fikir yang gigit betis saya
itu semut rangrang yang tadi di bawah meja. Tapi pas saya bediri. Wadaaaaw...!! Kali ini paha saya yang digigit. Kalau gigitan di betis rasanya sakit dan panas.
Yang di paha rasanya 2X lipat. Sakitnya bukan main. Panasnya itu bener-bener HOT.
Kalau tidak ada orang saya mau buru-buru buka celana di situ.
Pas pulang, di jalan saya pegang dan
elus-elus kaki kiri saya. Tanpa sengaja tangan saya memegang sesuatu. Dengan
rasa amarah yang membuncah. Saya pencet saja benda yang bergerak-gerak di celana saya itu
sekeras-kerasnya sampai muncrat. Begitu
sampai di rumah. Saya buka celana. Saya lihat betis dan paha kiri saya. Ada luka cukup besar bekas sengatan serangga. Sejurus kemudian anak saya tiba-tiba berteriak nunjukin binatang bersayap (nggak tau namanya) sebesar
kelingking bayi tampak tergeletak di atas lantai.