Penyakit Batuk Harus Segera Diobati
DUA kali Pak Haji urung jadi imam sholat. Dua-duanya
waktu sholat shubuh. Dua-duanya karena batuk. Sebelum tinggal dan bertetangga
dengan pak Haji. Di mana pun saya sholat. Mau di tempat orang tua. Di tempat
pekerjaan. Lagi main ke rumah teman. Atau lagi belanja di pasar dan pusat kota.
Sholat berjamaahnya lancar-lancar saja. Yang jadi imam sholatnya sehat-sehat. Rasanya
cukup aneh dan bikin geli waktu Pak Haji batal jadi imam sholat. Tapi kasihan
juga. Toh, itu bukan kehendak Pak Haji.
Saya jadi
teringat kejadian 2-3 tahun yang lalu. Waktu saya menderita penyakit aneh.
Waktu itu saya sudah berobat ke mana-mana. Berbagai macam jenis pengobatan
sudah saya jalani. Dari yang medis sampai yang non medis. Semua obat kimia
sampai ramuan herbal sudah saya minum. Tapi tidak kunjung sembuh. Saya baru
sembuh setelah sowan ke salah satu pesantren. Saya berkunjung ke rumah seorang
ustadz. Barokallah, syareat Pak Ustadz penyakit saya sekarang sudah sembuh.
Sebelum sowan
ke rumah Pak Ustadz. Saya sempat beberapa kali berobat ke dokter terkenal. Uang
untuk berobat ke sana sudah habis jutaan. Biaya Pemeriksaannya sebenarnya
murah. Tidak sampai seratus ribu. Yang mahal itu biaya lab dan nebus obatnya.
Tapi obatnya jitu. Pasien yang berobat ke sana, separah apa pun penyakitnya,
rata-rata suka sembuh. Makanya pasiennya suka antri. Tua muda. Laki-laki
perempuan. Kalau mau berobat ke sana. Harus daftar dulu sehari sebelumnya.
Kalau mendadak. Jangan harap bisa diperiksa duluan.
Saat berobat
ke dokter itulah saya diberi tahu soal penyakit batuk. Batuk itu katanya penyakit
asli. Kalau ada orang yang menderita penyakit selain batuk. Bisa jadi
penyebabnya karena hal lain. Misal penyakit maag. Diobati dengan obat kimia
tapi tidak sembuh-sembuh. Padahal kita tidak sedang banyak fikiran. Tidak
stress. Bisa jadi terkena guna-guna.
Tapi kalau
batuk. Itu harus diobati dengan obat-obatan. Dalam hal ini mungkin harus
diobati dengan obat kimia. Tapi tidak tertutup kemungkinan juga dengan
obat-obatan herbal. Gimana cocoknya. Yang penting kalau kita menderita penyakit
batuk. Harus segera diperiksa. Harus segera diobati. Jangan berfikiran yang
aneh-aneh.
Waktu sakit
itu saya juga batuk-batuk. Saat diperiksa ke dokter itu saya dikasih obat
batuk. Tapi tidak kunjung sembuh. Hanya reda sementara. Saat obatnya masih ada.
Cuma tiga empat hari. Obat habis batuknya kambuh lagi. Terus seperti itu.
Berbulan-bulan. Bertahun-tahun. Karena ketempelan penyakit lain.
Batuk saya
baru sembuh. Setelah saya berkunjung ke rumah Pak Ustadz. Lucu sekali. Habis
dari rumah Pak Ustadz. Saya pergi ke dokter lagi. Saya fikir nebus obatnya
pasti mahal. Ternyata cuma lima puluh ribu. Cuma dikasih obat batuk saja.
Penyakit lain mungkin sudah tidak terdeteksi lagi. Penyakit lain sudah
dihilangkan sama Pak Ustadz. Jadi saya cuma dikasih resep obat batuk saja. Yang
harganya cukup murah. Dan setelah minum obat itu alhamdulillah penyakit batuk
saya langsung sembuh.
Dari kisah
Pak Haji, akhirnya saya bisa menulis artikel soal penyakit batuk. Saya jadi teringat kata-kata pak dokter. Penyakit batuk itu penyakit asli. Kalau
teman-teman menderita penyakit batuk. Harus segera diobati. Jangan didiemin. Periksakan
segera ke dokter. Karena batuk-batuk itu capek lho.