Ngeliwet Yuk!
MINGGU pagi, 24 Maret 2019. Saya pergi ke pasar diantar sama adik. Bukan untuk berbelanja. Tapi mau ngambil duit ke ATM. Sekalian mau beli makanan buat sarapan. Rencananya saya mau beli ketupat sayur Padang. Yang belakangan jadi makanan favourit saya. Begitu sampai di pasar. Saya kaget. Di pasar banyak orang. Eits...! Anda jangan tertawa dulu. Saya tahu, di pasar sudah pasti banyak orang. Pedagang dan pembeli ketemu di sana.
Tapi saya itu hampir tiap hari ke pasar. Jadi saya tahu situasi dan kondisi pasar. Nah, minggu pagi itu, suasananya membuat saya terperangah. Kalau hari minggu terutama pagi-pagi biasanya pasar sepi. Tapi kemarin bejubel. Yang jalan kaki. Yang bawa mobil. Yang naik motor. Banyak pokoknya. Saya sempat bertanya dalam hati: ini ada apa? Kok tumben ramai sekali?
Besoknya. Hari senin. Jam 6-7 pagi. Saya cerita ke ibu warung yang jualan di samping rumah. Saya bilang ke si ibu kalau kemarin di pasar banyak orang. Si ibu warung yang tiap hari suka belanja ke pasar pun sama mengiyakan. Dia juga kaget katanya. Padahal tanggal tua. Apa karena ada pencarian dana. Saya dan si ibu kurang tahu. Yang jelas saya sama si ibu menyaksikan sendiri kalau minggu pagi itu di pasar ramai sekali.
Ngomongin nasi liwet. Flashback sebentar boleh ya. Dulu, kalau ngeliwet itu orang-orang pada urunan. Ada yang khusus bawa lauk. Ada yang khusus bawa kastrol. Ada yang khusus bawa garam, cabai, terasi, tomat, buat disambal. Ada yang khusus bawa piring, centong, teko, cangkir, atau gelas. Yang nggak bawa apa-apa biasanya kebagian jadi juru masak. Dia yang pasang perapian, nyari kayu bakar, menanak nasi liwet, bikin sambal, dan menggoreng lauk pauk.
Tempat favourit untuk ngeliwet biasanya di bukti kecil, di tengah sawah, di kebun, di pinggir sungai, atau ditempat-tempat teduh yang ada gubuknya, yang pemandangannya bagus buat cuci mata. Sambil nunggu nasi liwet matang biasanya kita jalan-jalan, menyusuri pematang, berenang, atau ngobrol-ngobrol nyeritain kejadian sehari-hari. Yang paling enak itu kita ngeliwetnya sama gebetan. Wah, romantis banget.
Kalau zaman sekarang. Ngeliwetnya seringnya di rumah. Masak nasi liwetnya pakai magic com. Karena bukit-bukit kecilnya sudah hilang. Sungainya sudah keruh, banyak sampah, nggak bisa dipakai berenang. Sawah-sawahnya banyak yang disulap jadi perumahan.
Terus kalau mau ngeliwet harus pakai baju bagus. Harus bawa duit banyak. Harus bawa Hp Keren. Sebelum dan sesudah makan harus foto selfie. Kalau nggak foto selfie, nggak update status, sepertinya ada yang kurang. Nggak gaul. Nggak kekinian.