Buang-Buang Waktu


Buang-Buang-Waktu-1.jpg
SUDAH saya unfriend dari pertemanan. Dua-duanya. Akun lama dan akun baru. Habis menggangu. Gara-gara akun itu saya jadi kehilangan fokus. Dia datang dari masa lalu. Mantan yang katanya masih cinta, sayang dan rindu. Tapi nikah dengan orang lain dan tega begitu saja ninggalin.

Saya tidak pernah merebut pacar orang. Kalau ngambil mainin orang pernah. Itu juga punya saudara. Waktu saya masih kecil. Saya diajak main ke rumahnya. Diajak main mobil-mobilan. Saudara saya mainannya banyak. Saya suka mobil-mobilan carry. Dulu, tahun 1990-an, mobil carry sedang hits. Orang-orang yang punya duit pasti belinya mobil carry. Kalau sekarang mungkin xenia atau avanza. Karena mobil carry lagi in. Saya curi saja mainan mobil carry itu. Saya bawa pulang ke rumah. Saya klaim itu mobil punya saya.


Buang-Buang-Waktu-2.jpg
Mainan saya juga pernah diambil orang. Mobil sedan warna merah. Saya lupa-lupa ingat. Kalau tidak salah dia awalnya minjam. Tapi tidak dibalikin. Terus diaku sama dia. Itu mobil punya dia. Karena masih kecil. Saya ngadu sama ibu. Besoknya dibeliian sama ayah robot-robotan. Beli dari kota Solo. Robotnya bagus. Anak-anak tetangga pada ngiler. Saat itu baru saya saja yang punya mainan robot. Takut ada yang ngambil. Robot itu tidak pernah saya bawa main ke luar. Saya mainin di dalam rumah saja.

Meski saya suka dengan mainan. Kalau pacaran saya tidak pernah main-main. Waktu saya nyatain cinta sama mantan saya tapi dia sudah punya pacar. Saya tidak ngeyel. Saya tidak mau jadi orang ketiga. Sama mantan-mantan saya yang lain juga sama. Saya tidak pernah memaksa. Mereka jadi pacar saya setelah mereka berstatus jomblo. Saya tahu mereka sudah tidak ada hubungan. Karena mereka yang mengubungi saya duluan.

Sama istri saya juga begitu. Bedanya saya tidak pernah nyatain cinta sama istri saya. Hubungan kita mengalir begitu saja. Saya ketemu istri saya waktu saya main ke perpustakaan. Saya menjalin hubungan dengan istri saya ketika istri saya sudah tidak punya pacar. Kita sama-sama free. Saya dengan istri saya beda kota. Tapi nasib dan takdir membuat kita saling jatuh cinta.

Buang-Buang-Waktu-3.jpg
Nah, mantan yang akun facebook-nya saya hapus itu. Masih satu kecamatan. Tapi beda kelurahan. Setahun yang lalu nge-add. Seminggu yang lalu nge-add lagi. Jadi dia punya dua akun. Yang dua-duanya mengganggu fokus saya itu. Padahal saya sudah nggak perduli. Toh dia sudah bahagia. Setidaknya dari segi materi. Kalau soal hati. Itu urusan dia. Salah siapa dia mau nikah dengan orang. Terlalu rumit kalau harus bolak-balik ungkit-ungkit masa lalu.

Suaminya, setahu saya, sangat bertanggung jawab. Saya sudah ridho dan ikhlas dia jadi suaminya. Kalau pun masih kesel, dia main tikung di belakang. Dia suka antar jemput ke sekolah. Tanpa sepengetahuan saya. Mantan sayanya mau lagi. Kan aneh? Makanya saya unfreind saja akunnya dua-duanya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url