Branding Itu Penting


Branding-Itu-Penting-1.jpg
SEMALAM istri pengen martabak. Martabak yang terkenal. Yang cabangnya ada di mana-mana. Yang pembelinya suka bejubel. Kalau kita pesen martabak di situ. Mau martabak manis atau martabak telor. Kita harus sabar menunggu. Tidak boleh grasa-grusu. Karena yang beli antri. Saking antrinya saya pernah punya pengalaman lucu.

Waktu itu saya pesan martabak telor. Yang isinya daging ayam. Kalau tidak salah sekitar jam 9-10 malam. Sudah mau tutup. Yang pesan tinggal beberapa orang. Jadi tidak terlalu lama menunggunya. Tapi martabak telor pesenan saya belum matang-matang. Sama penjualnya saya tidak dipanggil-panggil. Sementara orang-orang yang datang sesudah saya. Begitu pesan, cuma nunggu 5-10 menit, martabaknya sudah jadi.

Branding-Itu-Penting-2.jpg
Saya kesel. Saya tidak jadi beli martabak di situ. Saya tidak dilayani. Padahal saya sudah pesan. Sudah menunggu lama. Duduk di depan rukonya. Tapi saya tidak langsung pulang. Saya mampir dulu ke rumah adik saya. Numpahin kekecewaan saya. Sama adik saya baru dikasih tahu. Kalau pesan martabak di situ. Duitnya harus dikasih dulu. Harus bayar dimuka dulu. Saya baru tahu. SOP-nya ternyata seperti itu.

Semalam saya beli martabak telor lagi. Di tempat itu lagi. Uangnya saya bayar dimuka. Biar saya langsung dilayani. Biar tidak diacuhkan dan dikecewakan lagi. Tapi orang-orang yang pesan setelah saya. Saya lihat bayarnya di belakang. Nggak ada yang di depan. Mereka bayar setelah martabak pesanannya sudah jadi. Ah, sudahlah saya tidak mau membahas itu lagi. Yang penting saya sudah dilayani. Martabak telor pesanan saya sudah jadi.

Sampai di rumah. Martabaknya saya buka. Ciri khas martabak ini adalah sausnya. Sausnya beda. Tidak ada yang nyamain. Tapi kalau boleh jujur. Dibandingkan dengan martabak yang ada di sebelahnya. 10-20 meter dari martabak terkenal itu ada yang jual martabak juga. Pakai gerobak biasa. Dengan porsi dan isi yang sama. Enakan martabak yang di sebelahnya. Harganya juga jauh lebih murah.

Branding-Itu-Penting-3.jpg
Sambil makan martabak telor itu. Otak saya tiba-tiba muter. Branding itu ternyata penting. Perusahaan yang sudah punya branding. Apa pun bidangnya. Apa pun jasa dan jualannya. Bisa bebas menerapkan harga. Perusahaan yang sudah punya branding. Tidak akan susah mencari pelanggan. Konsumen akan datang dengan sendirinya. Branding itu ibarat gula. Semut-semut itu adalah konsumennya.

Saat makan martabak telor itu. Saya teringat waktu kemarin saya beli pizza. Di dua tempat yang berbeda. Rasanya sama. Tapi harganya bisa beda. Yang satu ratusan. Yang satu lagi puluhan. Tapi yang jual pizza itu dua-duanya berskala internasional. Dua perusaahan pizza itu sudah punya branding. Harusnya nggak usah saling banting. Ah, mungkin itu trik marketing.

Martabak habis. Tidak sampai 10 menit. Tapi dari kisah martabak yang saya tuliskan ini semoga Anda bisa mendapatkan inspirasi. Terutama soal branding. Silahkan diterapkan sesuai passion dan produk masing-masing. Kira-kira nilai lebih apa yang akan kita tonjolkan? Value apa yang akan kita tawarkan?

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url