Pelajaran Dari Hari Raya Idul Adha

Pelajaran-Dari-Hari-Raya-Idul-Adha-1.jpg
ARTIKEL saya kali ini ada hubungannya dengan Idul Adha. Saya mau cerita tentang keluarga saya yang sudah 3 tahun terakhir selalu berkurban. Tahun 2013, adik saya yang ke 8 yang berkurban. Tahun 2014, giliran adik saya yang ke 4. Dan terakhir tahun kemarin, tahun 2015, adik saya yang ke 7 kebagian jatah untuk berkurban. Saya sebagai kakaknya pernah juga berkurban, tapi dulu waktu saya masih kecil. Saya lupa tahunnya tahun berapa, yang pasti waktu itu saya masih SD.

Nah, sekarang, tahun 2016, keluarga kami tidak berkurban. Saya sebenarnya sudah punya niat ingin berkurban dengan uang saya pribadi. Tapi karena sesuatu hal, tahun ini saya putuskan untuk tidak berkurban dulu. Kenapa tahun ini keluarga Kami tidak berkurban? Kalau Anda ingin tahu, begini ceritanya…

Ayah saya dulu punya konveksi bordir. Tapi setelah perusahaan gulung tikar karena manajemen produksi dan keuangannya amburadul. Ayah saya banting setir jadi makelar tanah. Sempat juga sih jadi calo mobil, jual beli mobil gituh. Cuma berhubung komisi dari jual beli mobil kecil, cuma dapat 100-500rb, ayah saya beralih profesi jadi makelar tanah.

Dari tahun 2013 sampai 2015, setiap menjelang Idul Adha ayah saya selalu mendapat komisi. Komisinya lumayan besar. Karena berdekatan dengan hari raya Idul Adha ayah saya selalu menyediakan anggaran untuk berkurban. Berhubung tahun ini ayah saya nggak dapat komisi, tahun ini keluarga Kami tidak berkurban. Dari cerita keluarga saya ini, saya berharap Anda bisa mengambil pelajaran.

Pertama, tidak semua orang bisa berkurban. Kurban itu butuh uang yang tidak sedikit. Jadi Anda harus mengumpulkan uang dari sekarang. Kalau Anda suka merokok, jatah buat beli rokoknya dibagi dua. 50% buat beli rokok, 50% lagi ditabung buat biaya kurban. Kalau jatah buat beli rokok nggak bisa diganggu gugat. Mau tidak mau, Anda harus menambah anggaran. khusus untuk biaya kurban.

Ke dua, jangan sampai Anda melakukan apa yang ayah saya lakukan. Ketika dapat komisi, uangnya habis dipakai buat makan, tidak diinvestasikan ke modal usaha. Selama 3 tahun berturut-turut keluarga Kami berkurban, itu bukan karena keluarga kami orang berada. Tapi karena keluarga kami ketiban rezeki saja. Ayah saya dapat komisi dari hasil menjual tanah. Jadi, kalau Anda ingin berkurban setiap Idul Adha, Anda harus punya pekerjaan tetap, harus punya bisnis, harus punya perusahaan.

Kalau tidak punya pekerjaan tetap, tidak punya perusahaan, tidak punya bisnis, kita tidak bisa melaksanakan ibadah kurban. Berkurban itu termasuk salah satu ibadah yang diutamakan. Kalau nggak berkurban sapi, minimal Anda berkurban kambing atau domba. Buat Anda yang tahun ini tidak bisa berkurban. Saya doakan semoga tahun depan bisa melaksanakan kurban. Amiin.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url