Alur Rezeki Sampai Ke Tangan Kita Itu, Kurang Lebih Seperti Ini...
SIANG itu, habis jalan-jalan keliling kota, perut saya berisik minta diisi. Karena belum makan dari pagi, saya telpon teman saya yang jualan Fried Chicken. Mau tahu apakan dia sudah jualan atau belum? Waktu saya telpon, katanya, dia belum jualan. Baru mau siap-siap berangkat. Kalau mau beli Fried Chicken datang saja satu jam lagi.
Karena perut saya sudah keroncongan, terus siang itu saya pengen banget makan nasi sama Fried Chicken, terpaksa saya cari alternatif lain. Setahu saya, yang jualan Fried Chicken di pinggir jalan banyak. Sambil pulang, saya larak lirik ke kiri dan ke kanan, siapa tahu ada yang buka.
Tapi. Sudah mau sampai rumah, saya masih belum dapat Fried Chicken juga. Pedagang Fried Chicken yang saya temui, semuanya belum pada jualan. Sama kayak teman saya, mungkin mereka baru mau siap-siap berangkat, atau masih bikin adonan di rumah.
Karena siang itu saya pengen banget makan nasi sama Fried Chicken. Meski pun sudah mau sampai rumah, saya balikin lagi motor saya menuju pasar. Kenapa ke pasar? Karena saya ingat, di pasar (tepatnya di dekat terminal angkot) ada yang jualan Fried Chicken. Dan, di pasar itulah akhirnya saya bisa beli Fried Chicken.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita saya ini adalah…
Rezeki memang sudah ada yang ngatur. Tapi, meski pun rezeki sudah ada yang ngatur, kita harus berusaha untuk menjemputnya. Caranya? Ya, kayak si penjual Fried Chicken di pasar itu.
Meski pun dia nggak tahu kalau siang itu ada orang yang lagi keliling nyari Fried Chicken, dia sibuk saja menggoreng daging ayam. Sibuk bekerja, berusaha dan berikhtiar. Begitu daging yang digoreng sudah masak, tanpa dia sangka-sangka, tiba-tiba saya datang beli beberapa potong.
Nah, gimana, sudah tahu kan alur rezeki itu seperti apa?
Kalau sudah tahu, semangat ya jualannya, lebih giat lagi bekerjanya. Karena bukan tidak mungkin, di luar sana, tanpa sepengetahuan kita, ada orang yang lagi nyari-nyari produk kita. Ada orang yang mau ngasih rezeki sama kita.
Karena perut saya sudah keroncongan, terus siang itu saya pengen banget makan nasi sama Fried Chicken, terpaksa saya cari alternatif lain. Setahu saya, yang jualan Fried Chicken di pinggir jalan banyak. Sambil pulang, saya larak lirik ke kiri dan ke kanan, siapa tahu ada yang buka.
Tapi. Sudah mau sampai rumah, saya masih belum dapat Fried Chicken juga. Pedagang Fried Chicken yang saya temui, semuanya belum pada jualan. Sama kayak teman saya, mungkin mereka baru mau siap-siap berangkat, atau masih bikin adonan di rumah.
Karena siang itu saya pengen banget makan nasi sama Fried Chicken. Meski pun sudah mau sampai rumah, saya balikin lagi motor saya menuju pasar. Kenapa ke pasar? Karena saya ingat, di pasar (tepatnya di dekat terminal angkot) ada yang jualan Fried Chicken. Dan, di pasar itulah akhirnya saya bisa beli Fried Chicken.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita saya ini adalah…
Rezeki memang sudah ada yang ngatur. Tapi, meski pun rezeki sudah ada yang ngatur, kita harus berusaha untuk menjemputnya. Caranya? Ya, kayak si penjual Fried Chicken di pasar itu.
Meski pun dia nggak tahu kalau siang itu ada orang yang lagi keliling nyari Fried Chicken, dia sibuk saja menggoreng daging ayam. Sibuk bekerja, berusaha dan berikhtiar. Begitu daging yang digoreng sudah masak, tanpa dia sangka-sangka, tiba-tiba saya datang beli beberapa potong.
Nah, gimana, sudah tahu kan alur rezeki itu seperti apa?
Kalau sudah tahu, semangat ya jualannya, lebih giat lagi bekerjanya. Karena bukan tidak mungkin, di luar sana, tanpa sepengetahuan kita, ada orang yang lagi nyari-nyari produk kita. Ada orang yang mau ngasih rezeki sama kita.