Simpan Harapanmu Di Depan, Jangan Di Belakang.
TADI sore, sebelum buka puasa, saya nonton Ustadz Yusuf Mansur di salah satu tv swasta. Dalam tausiahnya, beliau membahas tentang harapan yang harus disimpan di depan jangan disimpan di belakang. Maksudnya, jika kita punya keinginan, cita-cita, atau harapan, harus optimis bahwa keinginan, cita-cita dan harapan kita tersebut suatu saat bisa menjadi kenyataan. Tapi, jika keinginan, cita-cita, atau harapan kita kandas, kita tidak boleh putus asa atau menyerah. Karena kalau kita yakin, tetap optimis, dengan kekuasaan Allah SWT, insyaAllah sebuah keajaiban yang tidak pernah kita sangka-sangka akan menghampiri kita.
Saya tidak tahu apakah Anda pernah merasakan hal seperti itu atau pernah mengalami kejadian-kejadian seperti itu. Yang jelas, jauh sebelum saya menonton tausiah Ustadz Yusuf Mansur tadi sore, saya selalu mempraktekan apa yang dibahas oleh beliau. Banyak keinginan, cita-cita, dan harapan saya yang awalnya hanya sebatas angan-angan, suatu hari tiba-tiba menjadi kenyataan.
Di blog ini, saya tidak akan menceritakan semua kejadian-kejadiannya. Selain keterbatasan waktu, diceritakan semuanya juga nanti takutnya saya dibilang pamer. Padahal, saya menulis postingan ini bukan bermaksud untuk pamer, tapi hanya ingin menegaskan bahwa apa yang dikatakan oleh Ustadz Yusuf Mansur itu memang benar. Saya termasuk orang yang sudah merasakannya. Berikut adalah beberapa peristiwa yang awalnya hanya angan-angan tiba-tiba suatu hari menjadi kenyataan.
Di kampung sebelah ada sebuah rumah mewah. Saya tidak tahu itu rumah punya siapa, tapi jika saya melewati rumah itu, saya selalu berujar dalam hati, bahwa suatu saat saya ingin sekali masuk ke rumah itu. Saya ingin tahu dalamnya seperti apa. Lebih jauh lagi saya ingin tahu siapa pemilik rumah itu. Dan, entah kenapa, setiap melewati rumah itu, saya selalu yakin bahwa suatu saat saya pasti bisa masuk ke rumah itu. Subhanalloh, beberapa tahun kemudian, ada teman saya yang tiba-tiba mengajak saya main ke rumah itu. Selain tahu isi rumahnya, siapa pemiliknya, di rumah itu juga saya bisa makan sepuasnya.
Satu lagi, di satu kampung ada bangunan bekas pabrik yang sudah lama tidak dipakai. Bangunannya luas dan besar sekali. Saking luasnya, jangankan malam hari, siang hari juga tak ada orang yang berani main ke situ. Bagi orang-orang yang percaya hal-hal ghaib, bekas pabrik itu disinyalir banyak penunggunya. Tapi, setiap saya lewat ke pabrik itu, saya selalu berangan-angan suatu saat saya bakalan masuk ke pabrik itu. Saya selalu yakin bahwa suatu hari nanti saya bisa mewujudkan keinginan itu. Subhanalloh, tak ada angin tak ada hujan, beberapa waktu kemudian saya bisa masuk ke pabrik itu. Mengelilingi pabrik itu.
Kejadian-kejadian yang saya alami tersebut, terus terang, awalnya hanya sebatas angan-angan. Tapi karena saya selalu yakin dan optimis. Apa yang saya inginkan itu akhirnya bisa menjadi kenyataan. Jadi, sekali lagi, saya setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Ustadz Yusuf Mansur tadi sore, bahwa jika kita punya keinginan, cita-cita, atau harapan. Simpanlah di depan, jangan di belakang.
Saya tidak tahu apakah Anda pernah merasakan hal seperti itu atau pernah mengalami kejadian-kejadian seperti itu. Yang jelas, jauh sebelum saya menonton tausiah Ustadz Yusuf Mansur tadi sore, saya selalu mempraktekan apa yang dibahas oleh beliau. Banyak keinginan, cita-cita, dan harapan saya yang awalnya hanya sebatas angan-angan, suatu hari tiba-tiba menjadi kenyataan.
Di blog ini, saya tidak akan menceritakan semua kejadian-kejadiannya. Selain keterbatasan waktu, diceritakan semuanya juga nanti takutnya saya dibilang pamer. Padahal, saya menulis postingan ini bukan bermaksud untuk pamer, tapi hanya ingin menegaskan bahwa apa yang dikatakan oleh Ustadz Yusuf Mansur itu memang benar. Saya termasuk orang yang sudah merasakannya. Berikut adalah beberapa peristiwa yang awalnya hanya angan-angan tiba-tiba suatu hari menjadi kenyataan.
Di kampung sebelah ada sebuah rumah mewah. Saya tidak tahu itu rumah punya siapa, tapi jika saya melewati rumah itu, saya selalu berujar dalam hati, bahwa suatu saat saya ingin sekali masuk ke rumah itu. Saya ingin tahu dalamnya seperti apa. Lebih jauh lagi saya ingin tahu siapa pemilik rumah itu. Dan, entah kenapa, setiap melewati rumah itu, saya selalu yakin bahwa suatu saat saya pasti bisa masuk ke rumah itu. Subhanalloh, beberapa tahun kemudian, ada teman saya yang tiba-tiba mengajak saya main ke rumah itu. Selain tahu isi rumahnya, siapa pemiliknya, di rumah itu juga saya bisa makan sepuasnya.
Satu lagi, di satu kampung ada bangunan bekas pabrik yang sudah lama tidak dipakai. Bangunannya luas dan besar sekali. Saking luasnya, jangankan malam hari, siang hari juga tak ada orang yang berani main ke situ. Bagi orang-orang yang percaya hal-hal ghaib, bekas pabrik itu disinyalir banyak penunggunya. Tapi, setiap saya lewat ke pabrik itu, saya selalu berangan-angan suatu saat saya bakalan masuk ke pabrik itu. Saya selalu yakin bahwa suatu hari nanti saya bisa mewujudkan keinginan itu. Subhanalloh, tak ada angin tak ada hujan, beberapa waktu kemudian saya bisa masuk ke pabrik itu. Mengelilingi pabrik itu.
Kejadian-kejadian yang saya alami tersebut, terus terang, awalnya hanya sebatas angan-angan. Tapi karena saya selalu yakin dan optimis. Apa yang saya inginkan itu akhirnya bisa menjadi kenyataan. Jadi, sekali lagi, saya setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Ustadz Yusuf Mansur tadi sore, bahwa jika kita punya keinginan, cita-cita, atau harapan. Simpanlah di depan, jangan di belakang.