Mengenang Almarhum Pak Uu
AWAL-awal saya jualan online, saya suka pergi ke sana kemari, nyari-nyari produk yang bisa saya jual. Maklum, saat itu saya belum punya produk sendiri. Jadi, harus pontang-panting. Salah satunya ke Pasar Cikurubuk. Nah, di Pasar Cikurubuk itulah saya ketemu sama Pak Uu, pegawai Toko Tas yang baik dan ramah sekali. Sekalipun baru ketemu, Pak Uu tak sungkan menyuruh saya untuk masuk ke tokonya. Melihat koleksi-koleksi tasnya.
Tasnya, terus terang, bagus-bagus. Saya tertarik sekali. Waktu saya tanya sama Pak Uu kalau buat dijual lagi harganya bisa kurang apa tidak? Jawab Pak Uu, katanya bisa. Mendengar seperti itu, saya langsung menawarkan kerjasama. Sistemnya saya bayar cash ke Pak Uu jika ada yang order saja. Tanpa banyak persyaratan, waktu itu Pak Uu menyetujuinya.
Masalah kemudian muncul, ketika yang punya toko memergoki saya dengan Pak Uu sedang mengacak-acak isi toko. Ya, buat difotoan gitu. Marah sih nggak, cuma nyindir saja. Tapi saya merasa tidak enak. Dari sanalah saya mulai jarang menemui Pak Uu. Soalnya setelah kejadian itu, yang punya toko sering nemenin Pak Uu nungguin toko.
Sekian lama berlalu, kemarin saya coba menemui Pak Uu lagi. Selain ingin bersilaturahmi, sekalian juga ingin melihat koleksi-koleksi tasnya, siapa tahu ada model baru. Kebetulan kemarin ada konsumen dari Makassar yang ingin belanja banyak. Setibanya di Toko, saya tak berhasil menemui Pak Uu. Saya hanya ketemu dua orang ABG yang tak pernah saya kenal sebelumnya. Saya fikir, Pak Uu sedang keluar, cari makan atau sedang sholat ke mesjid.
Tapi setelah saya tunggu, Pak Uu ternyata tak kunjung datang juga. Akhirnya saya tanya saja sama kedua ABG itu. Dan jawaban yang sangat mencengangkan keluar dari mulut mereka. Pak Uu katanya sudah meninggal beberepa bulan lalu terkena serangan jantung. Innalillahi wainnaillaihi roji’un! Sedikit pun saya tak mengira, Pak Uu yang baik dan ramah itu sekarang sudah tiada.
Saya masih ingat, terakhir telpon Pak Uu itu, Pak Uu sempat mengeluh kesehatannya mulai terganggu. Karena sering sakit-sakitan, Pak Uu katanya sudah jarang pergi ke Toko. Waktu saya telpon pun, Pak Uu katanya sedang di rumah. Bahkan dari nada suaranya, Pak Uu seperti orang yang kelelahan. Nafasnya agak terengah-engah. Sebelum mengakhiri pembicaraan, saya sempat mendoakan semoga Pak Uu diberi kesehatan.
Maut memang rahasia Tuhan. Saya tidak tahu Pak Uu meninggal di usia berapa. Yang saya tahu, Pak Uu orangnya baik. Ramah kepada semua orang. Banyak kesan dan pesan yang bisa saya dapat dari beliau. Pada saat postingan ini saya buat, saya masih menyimpan no Hpnya. Sebagai penghormatan atas kebaikan-kebaikannya, saya tak akan menghapus no Hpnya sampai kapan pun.
Selamat Jalan Pak Uu. Semoga Pak Uu mendapat tempat yang indah di sisiNya. Amiin.