Profesional Dalam Bekerja Itu Penting


Profesional-Dalam-Bekerja-Itu-Penting
BEBERAPA hari yang lalu, tv saya rusak. Ada suara nggak ada gambar. Karena lagi banyak duit, saya bawa tv saya itu ke ayahnya teman saya untuk diservis. Selesai diservis, Alhamdulillah, tv saya kembali normal. Saya bisa nonton tv seperti biasa. Tapi baru tiga hari, penyakitnya kambuh lagi. Karena ada garansi servis ulang, hari itu saya bawa lagi tv saya ke rumah teman saya.

Satu minggu kemudian. Teman saya nge-sms, tv-nya katanya sudah bagus. Sudah bisa dibawa. Tanpa ba-bi-bu, hari itu juga saya meluncur. Saya jemput tv saya. Saya setel langsung di rumah. Satu, dua hari, normal. Hasilnya memuaskan. Pas ke tiga harinya. Bleppppp! Penyakitnya kambuh lagi. Nggak ada suara nggak ada gambar. Bukan cuma kecewa, kesel sama gondok bercampur. Bayangin saja, udah habis 60rb. Tapi tv saya tetap saja rusak.

Saudara saya sebenarnya tukang servis. Dulu, kalau tv atau radio di rumah rusak, dibetulinnya suka sama saudara saya. Tapi setelah dia beralih profesi jadi bos bordir, sibuk ke sana kemari, dia sudah tidak mau lagi terima servisan. Suatu malam tiba-tiba dia telpon. Nanyain kabar sama biasa ngobrolin masalah internet. Saya sama dia memang suka main internet. Ya, sudah, sambil menyelam minum air. Sekalian saja saya cerita kalau tv saya rusak. Entah lagi mujur atau bukan, malam itu dia nyuruh saya membawa tv saya ke rumahnya.

Berapa coba biaya yang harus saya keluarin untuk membetulkan tv saya yang rusak? Awalnya dia minta 30rb, tapi setelah saya tawar, karena kita masih saudara, akhirnya dia bilang nggak apa-apa 20rb juga katanya. Harga yang wajar menurut saya. Karena diservisnya juga bareng sama saya. Saya tahu, saya lihat sendiri, tv saya yang rusak hanya disolder bagian-bagian yang pentingnya saja.

Hasilnya? Pada saat diary ini saya tulis. Sudah lebih dari satu minggu tv saya ada di rumah. jangankan nggak ada suara nggak ada gambar. Bintik-bintik semut di tv saya juga nggak ada. Tv saya kembali normal. Sehat seperti sedia kala. Saya bisa nonton gosip, Ups Salah, Overa Van Java, dan Indonesia Super League sepuasnya.

Meskipun begitu, tetap saja saya masih gondok dan kesal. Saya ini kan buta masalah elektronik. Harusnya, kalau memang ayah teman saya itu tukang servis handal. Bekerjalah secara profesional. Harga nggak masalah buat saya. Mau 100rb mau 200rb juga tidak jadi soal, asal tv saya kembali normal. Konsumen nggak bakalan kecewa. Kalau kejadian kayak gini kan kacau. apalagi setelah saya tahu, cuma dengan duit 20rb saja tv saya sudah bagus. Jadi, duit yang 60rb itu buat dipakai apa saja?

Profesinal dalam bekerja itu memang sangat penting. Semoga cerita saya ini bisa kita petik hikmahnya. Amiin.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url