Dekat dengan Orang Kaya Hidup Kita Tidak akan Berjalan Stagnan
ADIKNYA teman saya kemarin main lagi ke rumah. Dia katanya habis pinjam mobil punya adik iparnya yang kebetulan tetanggaan dengan saya. Adik teman saya itu dulu waktu SD sekelas dengan adik saya. Jadi kakak berteman dengan kakak. Adik berteman dengan adik. Kebetulan sekali. Jarang ada hubungan pertemanan seperti itu. Kami termasuk pengecualian.
Adiknya teman saya sebenarnya punya mobil. Tapi mobilnya dipinjam oleh kakaknya. Yang teman saya itu. Dia pinjam mobil adik iparnya karena dapat undangan. Salah satu sahabatnya ada yang nikahan. Pulang dari nikahan. Waktu dia lagi nongkrong di rumah adik iparnya. Kebetulan saya lewat. Dari pada bengong sendirian. Saya ajak saja main ke rumah.
Di rumah saya, seperti pertemuan sebelumnya, kita ngobrol ke sana kemari. Kebetulan istri dan anak saya lagi keluar. Jadi kita bebas ngomongin apa saja. Cerita apa saja. Terbuka nggak ada yang ditutup-tutupin. Seru sekali pokoknya. Termasuk ngomongin salah satu orang kaya yang terjerat kasus hukum. Ngemplang duit sekian milyar. Sempat dipenjara tapi keluar lagi karena ngasih jaminan.
Adiknya teman saya lahir dari keluarga biasa. Sama seperti saya. Kenapa dia sampai bisa punya mobil. Karena dia dekat dengan orang kaya. Lucunya, orang kaya yang dekat dengan dia itu teman saya. Teman kakaknya juga. Kita sekelas waktu di SD. Waktu lulus SMP dan SMA kita masih dekat. Makan bareng. Nonton bareng. Nginep bareng. Renggang-renggang, dalam arti kita jarang ngumpul lagi, setelah kita menikah.
Bagaimana ceritanya dia bisa dekat dengan teman saya. Saya sendiri kurang tahu. Saya tahunya dia sudah dipercaya pegang perusahaan. Saya juga bingung. Saya, kakaknya, dan teman-teman saya yang lain sering main ke rumah teman saya yang orang kaya itu. Setiap hari raya bahkan kita sering piknik bareng ke pantai. Secara logika, harusnya yang dipercaya megang perusahaan itu salah satu diantara kita. Eh, yang bernasib baik malah dia.
Berkah dekat dengan orang kaya. Perlahan kondisi ekonomi dia ikut berubah. Wajar kalau dia sekarang bisa punya rumah dan punya mobil. Dia dekat dengan orang kaya sejak masih bujangan. Segala tetek bengek perusahaan dia yang pegang. Perusahaan orang kayak yang nota bene masih teman saya itu bisa berkembang sampai sekarang. Sedikit besarnya ada andil dan sepak terjang dia di dalamnya.
Kesimpulan dari tulisan saya ini. Salah satu cara kalau kita ingin cepat kaya kita harus dekat dengan orang kaya. Dekat dengan orang kaya hidup kita tidak akan berjalan stagnan. Jadi tangan kanan atau kepercayaan orang kaya minimal kita bisa makan di restoran mahal. Kita bisa tidur di hotel mewah. Bisa jalan-jalan dan liburan setiap saat. Semua kesenangan-kesenangan itu bisa kita dapatkan dengan mudah dan gratis.
Adiknya teman saya sebenarnya punya mobil. Tapi mobilnya dipinjam oleh kakaknya. Yang teman saya itu. Dia pinjam mobil adik iparnya karena dapat undangan. Salah satu sahabatnya ada yang nikahan. Pulang dari nikahan. Waktu dia lagi nongkrong di rumah adik iparnya. Kebetulan saya lewat. Dari pada bengong sendirian. Saya ajak saja main ke rumah.
Di rumah saya, seperti pertemuan sebelumnya, kita ngobrol ke sana kemari. Kebetulan istri dan anak saya lagi keluar. Jadi kita bebas ngomongin apa saja. Cerita apa saja. Terbuka nggak ada yang ditutup-tutupin. Seru sekali pokoknya. Termasuk ngomongin salah satu orang kaya yang terjerat kasus hukum. Ngemplang duit sekian milyar. Sempat dipenjara tapi keluar lagi karena ngasih jaminan.
Adiknya teman saya lahir dari keluarga biasa. Sama seperti saya. Kenapa dia sampai bisa punya mobil. Karena dia dekat dengan orang kaya. Lucunya, orang kaya yang dekat dengan dia itu teman saya. Teman kakaknya juga. Kita sekelas waktu di SD. Waktu lulus SMP dan SMA kita masih dekat. Makan bareng. Nonton bareng. Nginep bareng. Renggang-renggang, dalam arti kita jarang ngumpul lagi, setelah kita menikah.
Bagaimana ceritanya dia bisa dekat dengan teman saya. Saya sendiri kurang tahu. Saya tahunya dia sudah dipercaya pegang perusahaan. Saya juga bingung. Saya, kakaknya, dan teman-teman saya yang lain sering main ke rumah teman saya yang orang kaya itu. Setiap hari raya bahkan kita sering piknik bareng ke pantai. Secara logika, harusnya yang dipercaya megang perusahaan itu salah satu diantara kita. Eh, yang bernasib baik malah dia.
Berkah dekat dengan orang kaya. Perlahan kondisi ekonomi dia ikut berubah. Wajar kalau dia sekarang bisa punya rumah dan punya mobil. Dia dekat dengan orang kaya sejak masih bujangan. Segala tetek bengek perusahaan dia yang pegang. Perusahaan orang kayak yang nota bene masih teman saya itu bisa berkembang sampai sekarang. Sedikit besarnya ada andil dan sepak terjang dia di dalamnya.
Kesimpulan dari tulisan saya ini. Salah satu cara kalau kita ingin cepat kaya kita harus dekat dengan orang kaya. Dekat dengan orang kaya hidup kita tidak akan berjalan stagnan. Jadi tangan kanan atau kepercayaan orang kaya minimal kita bisa makan di restoran mahal. Kita bisa tidur di hotel mewah. Bisa jalan-jalan dan liburan setiap saat. Semua kesenangan-kesenangan itu bisa kita dapatkan dengan mudah dan gratis.