Lengko Ayam Legendaris

Lengko-Ayam-Legendaris-1.jpg
TIGA tahun yang lalu saya pernah punya langganan lengko ayam yang enak di pasar. Lokasi jualannya dekat terminal angkot. Harganya kalau tidak salah waktu itu Rp 8.000/porsi. Kalau saya bosan sarapan bubur ayam. Saya suka beli lengko ayam di sana. Selain rasanya enak. Yang jual juga orangnya baik. Setiap beli ke sana dia suka nanyain kabar keluarga saya keadaannya gimana. Sebuah perhatian yang menurut saya sangat simple dan sederhana tapi begitu mengena dan membuat saya merasa terenyuh.

Saya paling suka kalau ketemu penjual yang kayak gitu. Sudah jualannya enak, bagus, bersih, terus orangnya baik. Suka ngobrol. Seneng bercanda. Setiap saya beli ke sana selalu dianggap seperti keluarga. Antara kita seperti tidak ada sekat penjual dan pembeli. Tidak ada istilah “elu jual gua beli”. Tidak ada pemandangan kalau udah laku langsung pergi. Kalau udah dikasih duit selesai semua urusan.

Lengko-Ayam-Legendaris-2.jpg
Sayang, dia sekarang sudah tidak jualan lengko ayam lagi. Saya sempat kehilangan kontak. Saya tanya ke pedagang-pedagang yang jualan di terminal angkot pada nggak tahu. Saya sempat berfikir apakah dia meninggal atau pindah rumah. Belakangan saya baru tahu ternyata dia berganti profesi menjadi tukang jualan pisang. Jualannya masih di pasar. Bedanya waktu jualan lengko ayam lokasinya di dekat terminal angkot. Sekarang jualannya di dalam pasar, tepatnya di blok bagian belakang.

Setiap saya ke pasar belanja kebutuhan sehari-hari kita suka ketemu. Dia masih suka menyapa saya. Tapi semenjak saya tahu sekarang dia berjualan pisang. Saya tidak pernah beli pisang ke dia. Saya tidak pernah nyempetin waktu ke pasar khusus untuk beli pisang doang. Saya beli pisang di pasar kalau orang tua nitip. Ayah dan ibu saya suka makan pisang. Saya seringnya makan pisang di rumah orang tua. Itu juga tidak banyak paling makan satu atau dua buah saja.

Karena dia sudah nggak jualan lengko ayam lagi. Terpaksa saya harus nyari pengganti. Ketemulah saya dengan ketupat sayur Padang. Yang jual asli orang Padang. Rasanya enak banget. Kalau dibanding-bandingin enak mana lengko ayam dengan ketupat sayur Padang menurut saya tidak etis. Lengko ayam dan ketupat sayur Padang punya ciri khas masing-masing. Tidak bisa disama-samain. Dari bahan-bahannya juga antara Lengko ayam dan ketupat sayur Padang kelihatan beda.

Lengko-Ayam-Legendaris-3.jpg
Karena pasar lokasinya luas terdiri dari beberapa blok. Saya baru tahu ternyata di dalam pasar ada juga yang jualan lengko ayam. Yang bikin saya kaget ternyata lengko ayam yang di dalam pasar rasanya jauh lebih enak dari lengko ayam langganan saya. Yang jualnya ibu-ibu dan bapak-bapak. Dilihat dari segi usia, pasangan suami istri ini sepertinya sudah lama berjualan lengko ayam. Bisa jadi mereka sudah berjualan sejak masih di pasar lama.

Saya tahu lengko ayam ini dari istri. Istri juga tahunya dari sosmed. Di pasar katanya ada lengko ayam yang enak. Harganya Rp 10.000/porsi. Banyak yang update status ngasih testimoni lengko ayam tersebut. Karena penasaran saya langsung cari. Lokasi jualannya ternyata di blok yang biasa saya lewati. Pantesan selama ini tidak kelihatan. Rodanya kecil. Udah gitu posisinya kehalang penjual mie bakso yang rodanya cukup besar. Ada meja dan tempat duduknya. Tapi meskipun tidak kelihatan. Setiap saya beli Lengko ayam di sana, jualannya tidak pernah sepi. Selalu ramai pembeli.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url