Jangan Lupakan Orang-Orang Yang Berjasa Terhadap Hidup Kita


Jangan-Lupakan-Orang-Yang-Berjasa-Terhadap-Hidup-Kita-1
SAYA tidak akan pernah melupakan orang-orang yang pernah berbuat baik sama saya. Salah satunya si Aa yang punya perusahaan fotocopy. Yang berjasa terhadap hidup saya sebenarnya kakaknya. Tapi sama kakaknya sekarang jarang ketemu. Jadi saya lebih intens bertemu dengan adiknya. Sebagai balas budi atas kebaikan kakaknya, kalau ada yang mau difotokopi, laminating, cetak foto atau kekurangan ATK, saya selalu beli di tempat si Aa.

Kebaikan apa yang telah diberikan kakaknya sama saya? Kebaikannya adalah kakaknya mau berbaik hati mengizinkan kartu kreditnya digunakan oleh saya untuk beriklan di facebook. Dulu, kalau mau pasang iklan di facebook, bayarnya harus pakai kartu kredit. Kalau tidak ada kartu kredit kita tidak bisa pasang iklan di facebook. Kakak si Aa itu dengan begitu baiknya, begitu percayanya, mengizinkan saya (orang yang baru dia kenal) untuk menggunakan kartu kreditnya.

Jangan-Lupakan-Orang-Yang-Berjasa-Terhadap-Hidup-Kita-2.png
Dari pasang iklan di facebook alhamdulillah omzet bisnis saya meningkat. Saya bisa beli apa saja yang saya suka. Bisa nyenengin orang tua. Bisa biayain adik-adik saya sekolah. Bisa minjemin duit ke teman dan tetangga. Bisa ngajak keluarga piknik dan neraktir makan di restoran. Pokoknya, setelah beriklan di facebook dengan meminjam kartu kredit kakaknya, kehidupan saya berubah 100%.

Di dekat rumah saya sebenarnya ada tempat fotocopy. Tapi karena kebaikan kakaknya saya jadi merasa hutang budi. Meski tempat fotocopy si Aa lumayan jauh. Saya tidak pernah kefikiran untuk motokopi di tempat lain. Kecuali kalau terpaksa, misal hujan, kemaleman, atau tokonya sudah tutup, baru saya motokopi di dekat rumah atau di tempat lain.

Nah, kemarin saya habis motokopi lagi di tempat si Aa. Seperti biasa, kalau saya ke sana si Aa suka ngajak ngobrol. Karena saya pernah dekat dengan kakaknya, kalau lagi ngobrol si Aa nggak pernah malu-malu. Dia suka curhat. Yang kemarin diceritain sama si Aa, entah kenapa, membuat saya tiba-tiba merasa sedih. Semenjak Bu Haji meninggal, kondisi ekonomi keluarga si Aa jadi merosot. Toko serba ada milik Pa Haji dan Bu Haji (orang tuanya si Aa) yang dulunya ramai sekarang jadi sepi. Salah satu rumahnya juga katanya mau dijual.

Jangan-Lupakan-Orang-Yang-Berjasa-Terhadap-Hidup-Kita-3.png
Ada dua kemungkinan yang membuat kondisi ekonomi keluarga si Aa jadi merosot. Tapi ini baru perkiraan saya saja. Aslinya hanya mereka saja yang tahu. Pertama, dulu waktu toko serba adanya ramai banyak pembeli, bisa jadi barang-barangnya masih kumplit. Ke dua, yang mengelola toko itu Bu Haji bukan Pa Haji. Jadi ketika Bu Haji meninggal, tokonya tidak ada yang mengurus. Pa Haji kehilangan pegangan. Pa Haji kehilangan asisten terbaik.

Yang membuat saya prihatin. Jika si Aa punya perusahaan fotocopy, sudah menikah dan punya anak satu, kakaknya ternyata sampai sekarang belum menikah. Kakaknya masih belum punya pekerjaan yang tetap. Konter Hp yang dulu di kelola sama kakaknya sekarang malah dikontrak sama orang lain. Dulu, seingat saya, kakaknya seneng main forex. Saat itu sempet cerita katanya pernah untung gede. Tapi sempat juga rugi sekian ratus juta.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url