Inbox Tajir, Tayangan Yang Kurang Mendidik

YANG suka nonton INBOX di SCTV, pasti sudah tahu sama yang namanya INBOX Tajir. Acara bagi-bagi hadiah khusus buat penonton itu lumayan menarik perhatian. Tidak semua orang beruntung mendapatkannya. Hanya orang-orang yang memenuhi syarat saja yang berhak naik ke atas panggung. Bila kita bisa menjawab pertanyaan Mister Tajir dengan benar, saat itu juga kita bisa membawa pulang uang jutaan rupiah.

Akhir-akhir ini, setelah saya perhatikan dari hari ke hari. Saya mulai kecewa dengan acara tersebut. Terutama setelah peraturannya, yang biasa ngasih pertanyaan suka ada pilihan jawaban A atau B agar penonton bisa memilih, sekarang tiba-tiba ditiadakan. Otomatis, tak ada penonton yang berhasil mendapatkan hadiah. Karena pertanyaan yang diajukan kadang suka tak nyambung dengan kategori yang dipilih oleh penonton. Kalau pun masih ada hubungan, pertanyaannya sungguh jauh di luar perkiraan.

Inbox-Tajir-Tayangan-Yang-Kurang-Mendidik

Bayangkan, seorang penonton yang sudah berjuang keras berangkat dari rumah, memakai atau membawa alat yang disyaratkan oleh panitia, kemudian setelah dipanggil naik ke panggung, bercerita bila dia mendapatkan hadiah, uangnya akan digunakan untuk membiayai anaknya yang sakit, membayar cicilan sepeda motor, membutuhkan modal untuk usaha, atau alasan lain. Tiba-tiba harapannya harus pupus hanya karena tak bisa menjawab pertanyaan.

Melihat kejadian seperti itu, terutama menyaksikan penonton yang meneteskan air mata karena sedih tak mendapatkan hadiah, sementara para presenter asyik bercanda, terus terang membuat hati saya merasa terusik. Seandainya saya jadi produser acara INBOX, saya akan menghilangkan acara tersebut. Sebab percuma hadiah jutaan rupiah juga, kalau tak ada yang berhasil mendapatkannya.

Kenapa saya ingin INBOX Tajir ada pilihan jawaban A atau B? Karena menurut saya itu lebih realistis, tidak terkesan mengeksploitasi. Ketika kita tidak mengetahui jawaban yang diajukan oleh Narji sang Mister Tajir, minimal kita bisa memilih dulu pilihan jawaban antara A atau B. Salah atau benar, itu tidak penting. Asalkan kita sudah memilih. Beda kalau tak ada pilihan, sudah tidak tahu, kita hanya bisa menghitung waktu layaknya orang dungu.

Seperti kita tahu, yang jadi peserta INBOX Tajir kebanyakan (maaf!) orang-orang susah. Bagaimana kalau yang jadi peserta itu ibu, ayah, kakak, adik, anak, atau saudara kita. Sudah sedih, kecewa, tak berhasil mendapatkan hadiah. Muncul di televisi, ternyata hanya numpang lewat saja, yang tak jarang jadi bahan olokan atau tertawaan penonton.

INBOX Tajir, memang bukan sekedar hiburan. Di dalamnya ada niat tulus dari produser, presenter, serta bintang tamu untuk membantu sesama lewat permainan game. Menurut saya itu sangat positif. Tapi dengan ditiadakannya pilihan jawaban A atau B, sementara pengetahuan penonton sangat terbatas. Menurut saya itu tidak produktif. Sebuah tayangan yang boleh dibilang sangat kurang mendidik.
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Anandita Wiwanda
    Anandita Wiwanda 16 Maret 2014 pukul 08.56

    Ya sama seperti td pagi yg d tanyakan warna tas dan tulisan di tas dalam sinetron xxxx .. ya jelas g bisa jawab

Add Comment
comment url