Duit Si Bos Dulu Habis Dipakai buat Beli Burung

SAAT bertemu dan ngobrol sebentar dengan mantan pelayan mie ayam yang terkenal sepuluh tahun silam. Dalam hati saya bersyukur, meski dalam keadaan terseok-seok, saya masih dapat orderan. Sementara bekas bos penjual mie ayam, menurut keterangannya, sekarang sudah bangkrut. Nggak usaha apa-apa. Bisa makan sehari-hari juga katanya sudah untung. Nasib bosnya benar-benar berubah 180 derajat. Dari yang tadinya ada di atas. Sekarang benar-benar berada di titik paling rendah.

Beberapa waktu lalu. Saya sempat melihat mantan bosnya buka usaha mie ayam lagi. Lokasi jualannya cukup strategis. Yang jual cimol, usus, dan otak-otak juga di seberangnya laris manis. Tapi saya perhatikan kayaknya sepi nggak ada yang beli. Meski spanduknya cukup panjang dan besar, nyaris menutupi lapak jualannya, tak ada seorang pun yang tertarik untuk singgah beli mie ayam di sana.

Duit-Si-Bos-Dulu-Habis-Dipakai-buat-Beli-Burung.jpg

Saya sendiri heran. Padahal, nama brand yang tertulis di spanduk itu, terlihat sangat mencolok. Anak-anak mahasiswa yang kuliah pada saat itu, setiap kali ingin nongkrong sambil makan mie ayam, pasti nongkrong dan belinya di brand tersebut. Saya termasuk salah satu langganannya. Apakah anak-anak muda zaman sekarang tidak ada yang mengenali. Apakah karena sudah beda generasi?

Pertama tahu mie ayam brand tersebut saya diajak oleh teman saya. Kalau tidak salah waktu itu saya nganter teman saya kirim paket ke JNE. Pulangnya ditraktir mie ayam. Belakangan, saya sering beli mie ayam bareng istri. Beli mie ayam di sana kita harus rela duduk berdesak-desakan dengan orang lain. Jangan harap dapat bangku kosong dengan mudah. Mau siang, sore, malam, mie ayam tersebut selalu penuh oleh pembeli.

Duit-Si-Bos-Dulu-Habis-Dipakai-buat-Beli-Burung.jpg

Selain jual mie ayam. Brand tersebut jual jus dan es campur juga. Karyawannya banyak. Yang ngelayanin mie ayam dan es campur beda orang. Kalau kita pesan mie ayam dengan jus atau es campur. Pesanannya tidak datang berbarengan. Kadang mie ayam yang duluan. Kadang jus atau es campur yang duluan. Waktu itu seingat saya, mie ayam biasa harga Rp 5000. Mie ayam spesial pakai ceker Rp 7.000. Jus dan es campur Rp 5000.

Sayang, bisnisnya langsung runtuh setelah tanah yang disewanya dijual oleh pemilik ke orang lain. Sama si bos brand tersebut waktu itu tanahnya sebenarnya mau dibeli. Tapi dibelinya cuma yang ditempatin saja. Sementara si pemilik tanah pengennya dibeli semuanya. Karena nggak ketemu kata sepakat, tanah tersebut dibeli oleh orang lain, lalu disulap menjadi beberapa ruko mewah.

Sebelum pamit mau ambil orderan, saya sempat berseloroh sama mantan karyawan penjual mie ayam. Dulu waktu usaha saya lagi lancar, saya menderita sakit. Duit hasil bisnis habis dipakai buat berobat. Kalau si bos dulu duitnya habis dipakai apa? Mantan karyawan penjual mie ayam tersebut sambil tersenyum langsung menjawab. Duit si bos dulu habis dipakai buat beli burung. Sisanya dihambur-hamburin dipakai foya-foya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url