Jangan Berhenti Berdoa, Berikhtiar Dan Melakukan Kebaikan

30 Jun, 2018

SAYA masih ingat hari itu hari jumat. Tidak seperti biasanya sebelum adzan saya sudah berada di masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Saya berdoa, berdzikir, memohon pada Allah SWT agar diberikan jalan keluar atas semua permasalah hidup yang saya alami. Saat sholat jumat itu saya mendengar dan memperhatikan khutbah dengan seksama. Isi khutbah memang tidak nyambung dengan apa yang sedang saya alami, tapi nggak tahu kenapa hari itu saya benar-benar khusyuk. Selesai shalat jumat pun saya tidak buru-buru keluar. Saya berdoa lagi dan melaksanakan sholat sunat ba’da jumat.

Waktu mau pulang, saya lihat Pak Ustadz yang tadi jadi imam sholat jumat sedang berdiri di pinggir jalan, sepertinya lagi nunggu angkot mau pulang ke rumahnya. Saya samperin saja, terus saya tanya:

Jangan-Berhenti-Berdoa-Berikhtiar-Dan-Melakukan-Kebaikan-2.png

“Pak ustadz, mau ke mana?”

“Mau ke Pak Haji Omay” Jawab, Pak ustadz.

“Pak Haji Omay juragan telur bukan, yang di perempatan Cieunteung?” Saya tanya lagi.

“Iya” Kata, Pak Ustadz.

“Ayo, saya antar Pak Ustadz”

“Nggak usah. Terima kasih. Biar bapak naik angkot saja!”

“Nggak apa-apa Pak Ustadz, sekalian saya pulang soalnya.”

“Oh gitu, emang Ujang** mau pulangnya ke mana?”

“Ke Bypass Pak Ustadz. Kalo ke Haji Omay kan pasti lewat jalan sana!”

“Emang nggak ngerepotin nih!”

“Nggak Pak Ustadz”

“Hayu atuh, bismillah”

Dari masjid tempat kami sholat jumat ke rumah pak Haji Omay di perempatan jalan Cieunteung itu sebenarnya jauh. Kalo Pak Ustadz naik angkot pasti jalannya muter. Belum tentu nyampe satu jam. Tapi kalo lewat Bypass, naik motor 10-15 menit juga sudah nyampe. Karena waktu itu saya lagi galau, lagi banyak masalah, tanpa fikir panjang saya antar saja Pak Ustadz ke rumah Pak Haji Omay. Sepanjang jalan kami berdua ngobrol ke sana kemari. Tanpa malu-malu, saya curhat begini ke Pak Ustadz.

“Pak Ustadz, pengen jualan lancar. Laris manis, harus mendawamkan amalan apa ya?”

“Yeuh, Jang. Kalo bergantung sama sesuatu mah. Nanti takutnya jadi syirik. Pak Ustadz mah tidak punya amalan apa-apa. Kalo jualan pengen lancar langsung saja minta sama Allah SWT. Shalat tahajud setiap malam. Allah sudah nyediakan rezeki kok buat kita. Tinggal kita minta saja!”

“Oh gitu ya Pak Ustadz!”

“Iya” Jawab Pak Ustadz. Terus saya curhat lagi.

“Gini pak Ustadz. Saya itu sekarang lagi banyak hutang. Saya sih sebenarnya jarang berhutang. Tapi kemarin saya habis nolong orang. Nah, orang itu sampai sekarang belum bayar-bayar. Jadinya saya yang katempuhan!**”

“Nah, dalam hidup itu tidak jarang kita mengalami kejadian seperti itu. Niatnya kita mau nolong orang. Tapi gara-gara menolong orang itu kita jadi terjerumus ke dalam kesulitan”

“Iya Pak Ustadz. Sekarang kalo boleh jujur saya itu lagi pusing mikirin hutang!”

“Jangan khawatir, Jang. Kalo kita menolong orang. Nanti sama Allah ditolong lagi. Allah bakal ngasih rezeki sama kita lewat jalan orang lain. Pokoknya minta saja sama Alloh. Shalat tahajud tiap malam ya!”

“Iya, pak Ustadz. Terima kasih atas nasihat dan wejangannya!”

Jangan-Berhenti-Berdoa-Berikhtiar-Dan-Melakukan-Kebaikan-3.png

Sepanjang jalan yang kita obrolin itu sebenarnya banyak. Tapi percakapan di atas itu yang paling membekas buat saya. Karena setelah mengantar Pak Ustadz ke rumah Pak Haji Omay juragan telur, Allah menunjukan kekuasaanNya. Malamnya ada yang nge-WA dari Sumenep, mau pesan Sandal Wisata sekitar 5 kodi buat contoh. Terus besoknya lagi ada yang mau pesan Sandal buat anak-anak sekolah dari Sragen. Subhanalloh! Tak ada yang tidak mungkin buat Allah. Kalo Allah sudah mengatakan Kun Fayakun. Jadi. Maka jadilah.

Pesan dari pengalaman saya ini untuk teman-teman. Jangan pernah berhenti untuk berdoa, berikhtiar, dan melakukan kebaikan. Kalo ada orang yang butuh pertolongan, tolonglah. Jangan ragu-ragu. Niatkan dengan ikhlas semata-mata hanya ingin mencari keridhoanNya. Soal kita lagi banyak masalah, lagi sakit, lagi banyak hutang, pengen nikah tapi belum dapat jodoh, lagi bertengkar dengan suami atau istri, kena tipu, atau apa saja masalahnya, biarlah Allah yang mengurusnya. Tugas kita sebagai manusia hanya berdoa, berikhtiar dan terus melakukan kebaikan.

Semoga dari pengalaman saya ini teman-teman bisa mendapatkan pelajaran. Yakinlah, Allah itu Maha Besar.

Catatan:

** Ujang: panggilan untuk anak laki-laki Sunda.
** Katempuhan: Kena getah. Terkena getah. Harus bertanggung jawab.