Surat Untuk Ibu Yang Suka Kirim WhatsApp Tiap Hari

Surat-Untuk-Ibu-Yang-Suka-Kirim-WA-1.png
MAAF bu, jauh sebelum saya kenal dengan ibu. Dengan anak ibu. Saya kurang sreg dengan bisnis yang agak-agak berbau MLM gituh. Baik, ibu mungkin bilang bahwa bisnis yang sedang ibu jalani bukan MLM. Saya ngerti, saya paham.

Kalau bisnis ibu bukan MLM, mungkin saya sederhanakan saja. Mau apa pun bisnisnya, pokoknya kalau ada bisnis yang ngajak-ngajak orang untuk gabung saya kurang sreg. Salah satu alasan kenapa saya kurang sreg dengan bisnis semacam itu karena saya pernah kebujuk rayuan teman.

Waktu itu saya lagi bingung, nggak punya duit, nggak punya kerjaan. Tiba-tiba ada teman yang nawarin peluang bisnis. Saya tertarik, maka ikutlah saya ke dalam sebuah pertemuan. Di dalam pertemuan itu saya diperlihatkan bagaimana caranya saya bisa mendapatkan uang lebih banyak, mendapatkan emas, rumah megah, mobil mewah, jalan-jalan pakai kapal pesiar ke luar negeri. Keren abis pokoknya.

Tapi di tengah-tengah presentasi, si pembicara selalu menyindir saya. Dia bilang begini pada semua orang yang hadir dalam pertemuan tersebut, Kalau mau sukses kita harus merubah penampilan, dandan yang rapi, pakai minyak wangi, rambut dicukur jangan jabrik kayak gembel. Kalau ikut pertemuan baju harus bagus, pakai kemeja, pakai sepatu, jangan pakai baju mencolok, ngejreng warna-warni kayak jeruk.

Surat-Untuk-Ibu-Yang-Suka-Kirim-WA-2.png
Tahukah ibu, di dalam ruangan itu saya satu-satunya orang yang pakai sandal jepit. Rambut jabrik, pakai switer orange. Sampai sekarang saya masih ingat kejadian itu. Saya nggak dendam, saya cuma kesal saja. Ada orang yang tega ngatain saya kayak gitu. Kalau nggak ngelihat teman yang ngajakin saya ke pertemuan itu, mungkin saya akan gebrak meja lalu keluar dari ruangan tersebut. Tapi saya masih menghargai temen saya.


Itulah bu, salah satu alasan kenapa saya kurang sreg dengan bisnis yang suka ngajak-ngajak orang untuk gabung atau join. Saya sekarang sudah full terjun di bisnis online. Saya bahagia dengan pekerjaan saya yang sekarang. Mau rambut panjang, mau pakai kolor, pakai switer warna-warni, pakai kupluk, topi, kumisan, janggutan, bebas nggak ada yang ngatur. Untuk urusan rezeki. Besar kecil disyukuri saja.

Jadi sekali lagi bu, kalau bisa jangan ngajakin saya terus untuk gabung di bisnis ibu. Jangan nge-chat saya terus menerus. Saya kurang sreg. Saya tidak tega kalau harus ngeblokir kontak ibu. Karena bagaimana pun ibu dan anak ibu termasuk orang-orang yang saya segani. Orang-orang yang saya kagumi. Terima kasih.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url