Jangan Meremehkan Orang


Jangan-Meremehkan-Orang-1.jpg
WAKTU kecil saya pernah sebel dan benci sama seseorang. Namanya Jeje. Dia suka petantang petenteng kalau ketemu. Dia seumuran dengan saya. Cuma kita beda sekolah. Saya di SD dia di MI. Saya tidak tahu, petantang petentengnya itu apa sama saya saja atau sama orang lain juga sama. Yang jelas dia orangnya seperti itu. Mungkin nurun dari ayahnya. Ayahnya karakternya keras. Kalau ngomong suka teriak-teriak. Suka prangas-prongos.

Lama tidak ketemu. Selepas lulus SMA. Tiba-tiba saya harus satu pekerjaan dengan dia. Apesnya kita bareng satu shift. Kita bekerja dalam satu ruangan yang sama. Tapi pas hari pertama kerja, opini negatif saya ke dia tiba-tiba hilang. Dia yang dulu waktu kecil suka petantang-petenteng kalau ketemu sama saya. Tiba-tiba jadi baik. Saat bekerja kadang dia suka bercanda. Saya tidak tahu apa dia memang sudah berubah. Apa terpaksa karena kita satu pekerjaan.


Jangan-Meremehkan-Orang-2.jpg
Satu shift dengan dia tidak lama. Saya tidak suka kalau harus kerja siang malam. Saya keluar dari pekerjaan. Seminggu kemudian dia menyusul. Dengan alasan yang sama. Tidak kuat kalau kerjanya harus diporsir. Apalagi kerjanya sendirian. Tidak ada teman. Mending cari pekerjaan yang lain. Yang lebih baik. Yang tidak menguras fisik. Setelah sama-sama keluar dari pekerjaan. Setiap kali kita berpapasan, di jalan atau di mana pun, dia suka menyapa saya.

Inti dari tulisan saya ini adalah kita jangan meremehkan seseorang. Pada dasarnya semua orang itu baik. Selain punya kekurangan. Orang-orang yang buruk di mata kita bisa jadi punya kelebihan yang suatu saat bisa membantu dan menolong kita saat kita sedang dalam kesulitan. Jeje itu hanya salah satu contoh. Kalau mau dihitung banyak sekali orang-orang yang selama ini saya pandang negatif. Ternyata suatu hari mereka bisa menjadi orang yang berjasa dalam kehidupan saya.

Contoh terakhir saya mau cerita tentang bapak-bapak yang suka lewat di depan rumah. Bapak-bapak itu orangnya cuek. Kalau lewat depan rumah tidak pernah senyum. Ngeloyor begitu saja. Padahal rumahnya di belakang. Masih satu kampung. Dengan tetangga harusnya saling menyapa. Tapi saya tidak mau ambil pusing. Biarin saja. Mungkin wataknya seperti itu. Atau bisa saja dia orangnya pemalu. Saya selalu berfikir positif. Saya selalu yakin dibalik cueknya itu pasti dia punya kelebihan.

Jangan-Meremehkan-Orang-3.jpg
Dan perkiraan saya benar-benar terbukti. Kemarin bapak-bapak itu main ke rumah saya. Bapak-bapak itu ternyata bisa membetulkan kompor gas. Kompos gas saya salah satu tombol pemantiknya tidak berfungsi. Kalau mau dinyalain agak susah. Agak keras. Terus perapiannya kurang sempurna. Suka nyala sebelah. Sama si bapak itu akhirnya dibetulin. Kompor gas punya saya sekarang sudah normal lagi. Tombol pemantiknya dua-duanya bisa dinyalain. Perapiannya juga bagus. Apinya keluar semua. Tidak ada yang tersumbat.

Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Tapi kadang kita suka meremehkan mereka. Dan kelebihan mereka kadang tidak pernah kita ketahui. Baru kita ketahui kalau ada kejadian yang menimpa pada kita. Yang ada hubungannya dengan kita. Kita baru tahu kalau si A punya kelebihan ini. Si B punya kelebihan itu. So, tetap berbaik sangkalah dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Jangan pernah meremehkan keberadaan mereka. Karena suatu saat mereka akan menolong dan membantu kita.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url