Mangkuk Bersejarah

MANGKUK pecah. Baik disengaja atau tidak. Bagi sebagian orang itu hal yang lumrah. Apalagi dalam kehidupan rumah tangga. Mangkuk pecah adalah hal yang biasa. Tapi tidak buat saya. Hari ini, ketika saya lagi makan sehabis bikin artikel buat postingan di blog, mangkuk kesayangan tiba-tiba pecah.

Mangkuk itu mangkuk bersejarah. Dia salah satu saksi susah senang hidup saya selama tinggal di kontrakan. Mangkuk itu khusus saya pakai kalau saya makan bubur ayam. Mangkuk itu mempunyai daya magis. Makan bubur ayam dengan mangkuk itu. Di mana pun belinya. Siapa pun penjualnya. Berapa pun harganya. Bubur ayamnya akan terasa enak.


Hari ini mangkuk itu pecah. Mangkuk itu sebenarnya ada di dalam lemari rak piring. Mangkuk itu tersusun rapi di atas mangkuk-mangkuk yang lain. Di samping alat-alat dapur yang lain. Lalu sekonyong-konyong istri saya membukakan pintu rak. Saya sendiri tidak mengerti. Istri saya bilangnya mau mencuci piring. Tapi malah membuka rak.

Kebersamaan mangkuk itu dengan saya mungkin sampai hari ini. Kalau mangkuk itu punya nyawa. Hari ini adalah hari terakhir dia hidup di dunia. Hari ini mangkuk bersejarah itu sudah pergi ke alam lain. Yang bikin saya sedih. Mangkuk itu pecah seperti ingin melengkapi. Beberapa hari yang lalu saya kehilangan helm. Helm saya ada yang nyuri.


Dari kecurian helm dan pecah mangkuk tadi. Allah SWT mungkin ingin menegur sekaligus mengingatkan saya. Bagaimana hampa dan perihnya saat kehilangan. Kecurian helm dan pecah mangkuk tadi ngasih saya pelajaran agar selalu disiplin mulai dari hal kecil-kecil. Saat memarkirkan kendaraan, kalau tidak ada tukang parkir, barang-barang berharga sebaiknya dibawa ke dalam. Kalau lagi di rumah nyimpan barang-barang seperti gelas, sendok, piring, mangkuk, jangan sembarangan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url