Jangan Plagiat, Jangan Jadi Plagiator

Jangan-Plagiat-Jangan-Jadi-Plagiator-1.png
SAYA pernah melakukan plagiat. Ngambil tulisan orang seperti kata-kata mutiara, puisi, quotes, dll. Tulisan-tulisan itu saya kirim atau bagikan ke pacar atau cewek yang saya taksir dalam bentuk surat cinta, diary, sampul kaset, atau kartu lebaran. Saya nggak tahu, apakah pacar atau cewek yang saya taksir senang, terharu, atau geleng-geleng kepala karena nggak ngerti. Yang saya tahu, waktu itu saya bangga karena sudah melakukan plagiat. Saat itu saya pokoknya merasa seperti seorang pahlawan.

Tapi itu dulu. Waktu saya masih ABG. Waktu masih zaman nyatain cintanya pakai surat. Ngasih bingkisan atau hadiah ultahnya pakai kaset. Waktu itu saya belum tahu kalau plagiat itu nggak boleh. Bahkan istilah plagiat pun saya nggak tahu. Saya baru tahu plagiat atau plagiator setelah masuk sanggar kepenulisan.

Nah, setelah aktif di sanggar, puisi dan cerpen saya suka dimuat di surat kabar dan media-media online. Saya nggak pernah melakukan plagiat. Karena plagiat itu sebuah kejahatan. Saya punya pengalaman, meski bukan dalam bentuk tulisan, karya saya yang saya kerjain siang malam diplagiat oleh seseorang itu sakit dan nyeseknya minta ampun. Kalau si plagiatornya bukan seorang perempuan dan terikat kerjasama bisnis dengan rekanan, sudah saya hajar tuh orang.

Jangan-Plagiat-Jangan-Jadi-Plagiator-2.png
By the way, sekarang lagi heboh tentang plagiat. Saya tidak mau nyebut seseorang. Nggak disebutin juga temen-temen pasti sudah tahu. Saya hanya ingin ngasih saran saja, terutama buat temen-temen yang seneng nulis. Jangan plagiat ya. Kita harus menghargai karya orang. Kalau mau nyalin, nyadur sebuah tulisan mau itu artikel, cerpen, quotes, sertakan sumbernya jangan asal copas (Copy Paste).

Kalau kita seneng nulis, lebih baik masuk sanggar atau gabung di komunitas penulis. Di situ kita akan belajar banyak hal. Di sanggar atau komunitas penulis biasanya kita akan diarahkan untuk menulis sebuah buku atau antologi. Kalau karya kita ingin dikenal banyak orang, karya kita ingin dihargai orang. Jangan main sendiri. Bergerak sendiri. Kecuali kalau tulisannya itu buat dikonsumsi sendiri. Dibaca sendiri. Senyum-senyum sendiri. Itu sih nggak masalah. Up to you lah!

Tapi kalau tulisan kita ingin dimuat di medsos, blog, website, atau dikirim ke surat kabar dan media online, tulisan kita harus benar-benar orsinil. Harus asli tulisan kita, opini dan pemikiran kita. Kalau gaya bahasa, ide cerita terpengaruh atau terinspirasi seseorang, misal penulis terkenal, tokoh politik, atau artis sih boleh-boleh saja. Yang nggak boleh itu plagiat. Sebab kalau kita ketahuan plagiat urusannya bakalan berabe. Bisa-bisa kita diadukan ke jalur hukum. Kalau sudah berurusan dengan hukum nama baik kita nanti akan tercoreng.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url